Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Rabu, 31 Juli 2013

PERGI KE PASAR ( JREENG. .JREENG ) :D



Pagi tadi seperti biasa aku berangkat kerja dengan berjalan kaki, menyelusuri jalan yang berkelok-kelok dan melewati beberapa petak rumah. Setiap kaki melangkah, dalam hatiku terlantunkan lagu-lagu nasyid Edcoustiq yang sudah hapal di luar hati, eh maksudnya di luar kepala hehe. Namun tetap saja hati yang bernyanyi riang bukan kepala bukan ?. Hal itu hampir aku lakukan setiap hari, lagu-lagu yang di nyanyikan bisa ganti lagu apa saja, tergantung mood. Bukankah kata seorang ahli fiksi yang bernama Darwis Tere Liye mengatakan, kalau mau tahu isi hati seseorang tanyain lagu apa yang sekarang dia suka. Nah ternyata memang benar. Contoh, kalau aku lagi kangen-kangennya sama Allah, yang dinyanyiin lagu-lagu yang berbau islami banget, seperti Opick misalnya. Allah Engkau dekat, penuh kasih sayang. Takkan pernah Engkau biarkan hamba-Mu menangis.………….. teessss air mata sudah bertumpah ruah di pipi, sampai pada bapalan siapa yang tiba diujung pipi duluan, lalu netes ke bawah lantai. Padahal itu baru satu lirik, ya begitu deh kalau lagi kangen-kangennya ( ciyyee ) hehehe. Nah kalau galau lagi melanda, yang mucul itu lirik lagu yang super bikin galau. Contoh lagi, kaya lagu Geisha judulnya Lumpuhkan Ingatan. Begini lirik lagunya. Lumpuhkanlah ingatakanku hapuskan tentang Dia, hapuskan memoriku tentangnya. Beeuhhh itu lagu beneran bikin suasana hati nambah tidak karuan. Beberapa langkah lagi aku tiba di tempat kerja. Ku dengar suara lagu Maher Zain disalah satu rumah. Hatiku makin tambah adem.

            Sesampainya di tempat kerja. Aku beres-beresin barang yang kemarin di acak-acakin sama mamang tukang cat, biasa mau lebaran jadi di cat baru hehehe. Semua barang yang disimpan sembarangan tempat aku rapihkan, ditaro di tempat semula. Pyuuhhh. Pagi-pagi sudah mengusap peluh di dahi. Keringat pun nyucur.

            Setelah selesai. Tiba-tiba Bosku datang nyuruh aku pergi ke pasar, beli gorden baru. Kayanya si Bos pengen dilebaran kali ini semuanya serba baru. Nah tugas yang seperti ini yang aku suka. Kerja sambil jalan-jalan, seperti yang sebelumnya di tugaskan ke Megamendung sama Subang. Tidak apa-apa deh kalau kali ini cuma ke pasar doang, yang penting sama kaya jalan-jalan juga hehe. Bendahara di tempat kerjaku ngasih uang Rp. 250.000 saja. Buat beli 2 gorden + ongkos mamang tukang ojek. Aku sejenak berfikir dan bergumam dalam hati, semoga uang segitu cukup. 

            Berangkatlah aku dengan mamang tukang ojek yang mangkal didepan tempat kerjaku. Namanya mamang Jalek. Bukan jelek ya. Dan aku sudah memastikan kalau mang Jalek tahu dimana tempat yang jualan gorden dengan bertanya terlebih dahulu. Maklum pasar kan luas. Jadi biar simpel, tidak menjelajah semua toko yang ada di pasar.

            Saat diperjalanan. Aku dan mang Jalek ngobrol dengan akrab. Mang jalek menanyakan banyak hal padaku, dan aku dengan senang hati menjawab setiap pertanyaannya. Yang kami obrolkan memang obrolan biasa, lumayan biar perjalananya tidak bete. 

            Tak lama kemudian. Mang jalek lebih memilih diam dan pandangannya fokus ke depan. Sesekali Dia berhasil menyalip mobil-mobil angkot yang bikin macet karena tidak move on – move on, kelamaan mangkal. Ada juga yang berhenti mendadak, menurunkan sembarangan penumpang di pinggir-pinggir jalan. Aku lebih memperhatikan apa-apa yang ada di jalan, seperti rumah-rumah yang catnya berwarna merah, coklat, kuning, biru, lebih singkatnya MEJIKUHIBINIU. Ada warung-warung kecil, bengkel, mesjid-mesjid, dan lain-lain. Ada juga anak-anak yang sedang bermain di pinggir jalan, memungut botol bekas teh gelas, merobek penutupnya dan memasukan tanah ke dalam botol bekas. Entahlah, mereka seperti asik dan anteng dengan bermain kotor-kotoran. 

            Kurang lebih 20 menit, kami tiba di pasar dan langsung di sambut ramah oleh penjaga toko.

            “ beli apa neng ? “ Tanya ibu penjaga toko. Dia terlihat sedang sibuk membersihkan barang-barangnya dari debu-debu jalanan yang menempel. Ku lihat anaknya pun sedang sibuk menata baju-baju yang akan dipajang didepan tokonya.

            “ maaf bu, disini jualan gorden ndak bu ? “. Aku tersenyum, bertanya. Ingin memastikan kalau aku tidak salah masuk toko. 

            “ oh. Ada. Ada. Mau yang kaya gimana ?. “ jawabnya riang. Ibu penjaga toko sudah berjalan kearah tumpukan gorden yang dilipat di atas lemari kaca, berniat memperlihatkan beberapa gorden yang bisa aku pilih. 

            “ semeternya berapa ya bu ? “ Aku bertanya lagi, mengingat ukuran kaca yang tadi sudah diukur oleh mamang tukang cat. Lebar 2,5 m dan panjang 2m. Tanganku sudah memegang beberapa gorden, menimbang-nimbangnya. Kira-kira warna apa yang cocok dan enak di pandang.

            “ 1 meternya 50ribu neng, mau berapa meter ? “.  Tanyanya.

            “ yang 2,5 meter ada ?. “ Tanyaku singkat. 

            “ coba nanti dihitung dulu. Jadi mau warna apa ? “. Tanyanya lagi.

            “ Biru. “ Karena aku suka warna biru, ya sudah aku pilih warna biru. 

            Ibu penjaga toko langsung menghitung beberapa lipatan yang ada dalam 1 gorden warna biru. Katanya 6 lipatan berarti 1 meter, 2 meter berarti 12 lipatan ada juga yang sampai 13 lipatan.

            Mataku menatap kesekeliling toko, melihat-lihat barang apa saja yang di jual di toko itu. Dan beberapa lama kemudian pembeli lain pun berdatangan. Mereka mulai berebut ingin dilayani duluan. Karena proses pembelianku agak lama, jadi sekitar 20 menit aku disuruh nunggu oleh ibu pemilik toko. Tak apalah hitung-hitung ngebuburit. eh tapi kan ini masih pagi ? masa ngepapagi, eh ndak enak di ucapnya, sudah tetep pakai istilah ngebuburit saja. 

            Aku tetap asik menunggu dengan memperhatikan sekeliling, entah sejak kapan aku jadi orang yang pemerhati hehe. Hal itu memang sudah jadi kebiasaanku.

 Ibu pembeli baju gamis kuning busuk sudah dilayanin. Ibu pembeli handuk hijau tua sudah dilayanin. Ibu pembeli baju batik untuk suaminya sudah dilayanin. Dan hei, yang memenuhi tokonya dominan para ibu-ibu, hanya aku yang masih muda. Setelah itu, datang bapak-bapak yang ingin membeli kain putih. Al hasil aku di suruh nunggu lagi. 

“ aduhh si Eneng yang dari awal datang disuruh nunggu, ndak apa-apa ya Neng ?. “ senyumnya ramah. 

“ ndak apa-apa bu, asal nanti di diskon saja 50%. “ jawabku sekenanya. 

Sontak orang-orang yang ada di toko itu tertawa, termasuk aku. 

10 menit berlalu. Bapak pembeli kain putih sudah dilayani. Sekarang tibalah giliranku. 

“ jadi semuanya 200ribu ya bu ?. “ tanyaku yang sudah selesai menghitung duluan. Sebenernya sih semuanya 245ribu, tapi sengaja aku pas-in dengan bilang semuanya 200ribu. 

            “ ndak bisa atuh neng, ini udah ibu kurangin. “ jawab Ibu penjaga toko, dengan kukuh.

            “ lah masa di kuranginnya dikit bu ? nih aku cuma bawa uang segini. “ kataku sambil melihatkan uang 200ribu pas. Terus uang 50ribunya kemana ?, aku umpetin di tangan kiri, karena kebetulan aku ndak bawa dompet. Aku genggam saja uang itu sampai agak sedikit basah, berlumuran air keringat yang keluar dari tangan. Itu taktik biasa, aku rasa hampir semua orang yang hendak berbelanja tak pernah lupa memakai taktik seperti itu. 

“ ndak bisa Neng, beli gorden satu dulu saja. “ jawabnya memberikan solusi. Aku mengusap-usap daguku sok mikir serius padahal fikiran bingung dan buntu.

Terjadilah perdebatan antara si penjual dan pembeli. Debat soal pengurangan harga, yang dua-duanya kukuh. Yang satu ingin diskon 50%, dan yang satu lagi tetap tidak mau menurunkan harganya. Sampai lupa sama mang Jalek yang sudah lama menunggu di depan toko. Jadilah aku yang sedikit mengalah, tak mau lama-lama berdebat. Kasian ke mang Jalek, Bos juga sudah kirim sms padaku, “ sudah balik lagi belum ? “. Uang 50ribu itu aku keluarkan. Tapi aku sedikit agak maksa minta potongin lagi harganya 5ribu saja, biar aku bisa pulang buat ongkos ojek mang Jalek. 

Singkat cerita, sampailah aku di tempat kerja.

Matahari mulai meninggi. Debu-debu jalanan mengering, mudah terhempaskan oleh angin. Daun-daun pohon bambu yang hijau melambai-lambai, daun yang sudah tua dan kering terjatuh dari tangkainya. Dua orang anak kecil berlarian di atas trotoar, mengejar burung-burung yang sedang meloncat-loncat kesana kemari, mencari makan untuk anak-anaknya. Dua orang anak kecil itu tampak riang, mengusir burung-burung itu yang tetap memilih terbang, hinggap lagi, terbang, hinggap lagi. Terus saja seperti itu sampai burung itu mendapatkan secuil makanan, rezeki yang telah Tuhan janjikan padanya.  

Setelah itu, aku langsung masuk ke ruang kerjaku. Ku panggil mamang tukang cat, sebentar saja menghentikan pekerjaan yang sedang di kerjakannya untuk membantuku langsung memasang gorden yang baru ku beli. Gorden putih bermotif bunga-bunga, di buka oleh mamang tukang cat untuk di ukur. Dari situ Nampak sekali kesalahanku, aku lupa tidak bilang kalau gorden yang ingin ku beli memiliki panjang 2 meter, sedangkan aku hanya menyebutkan lebarnya saja yang 2 meter. Ya jadi gordennya terjulur hingga ke atas lantai, terlalu kepanjangan. Hufh. Tapi sangat beruntung bos tidak mempermasalahkan hal itu, malah mempermasalahkan yang lain. 

“ ndak usah pakai gorden dalamnya, warnanya juga kenapa di bedain ?. “ tanyanya padaku. 

Sontak aku pun kaget mendengar perkataan bos, ndak usah pakai gorden dalam ? aduh kenapa ndak bilang pas aku kirim sms, menanyakan mau beli warna apa. Dengan biasanya bos menjawab smsku dengan “ terserah “. Warna gorden sengaja aku bedakan biar bervariasi. Sekarang bilang ndak usah ? saat itu juga aku memutar balikan otak, berfikir mencari jalan keluarnya.

“ ya sudah, kembaliin lagi saja bos. Tuker lagi sama uang, gimana ?. “ jawabku menawarkan dengan sedikit kesal juga harus bolak-balik. Mau ndak mau harus di lakukan, itu satu-satunya cara terbaik yang aku fikirkan. Semoga saja bisa di tukar.

“ iya, tukarkan saja. Berangkat lagi sama mang Jalek. “ perintahnya. Kedua tangannya sedang asik bernari lincah di atas keyboard laptopnya, entahlah sedang mengetik apa.

Aku hanya mengangguk pelan mengiyakan. Tak lupa aku mengambil bukti pembelian dari bendahara. Motor mang Jalek langsung melesat dengan cepat. Diperempat jalan, sebelum mang Jalek bertanya kenapa aku balik lagi ke pasar, aku sudah duluan bergerutu bilang “ tadi di sms bilang warna di jawab terserah, sekarang malah bla. .bla. .bla. . “ panjang sekali aku bercerita sama mang Jalek. Mang Jalek hanya ketawa mendengar aku bercerita. 

Setelah obrolanku yang panjang dengan mang Jalek, aku memutuskan untuk diam. Menatap kesal ke segala penjuru. Ku lihat anak-anak tadi masih bermain di pinggir jalan, kini aku melihat kearah ibu-ibu penjaga konter, ibu itu menatap lesu ke jalanan, mungkin kesal dan bosan menunggu pelanggan yang tak kunjung datang. Aduh moodku ini langsung berubah jadi jelek, dan merambat ke semuanya. Semuanya yang aku perhatikan. Sepersekian detik, aku memutuskan menarik nafas perlahan. Berharap moodku bisa kembali membaik. 

Dari kejauhan ku lihat ada anak laki-laki, kira-kira umurnya sekitar 12 atau 13 tahunan sedang memandikan motor maticnya di salah satu tempat pencucian motor. Anak itu tampak terlihat sedang kesulitan mematikan air keran yang keluar, muncrat kemana-mana, sulit di kendalikan. Dia terus mengarahkan air keran itu ke arah jalan, dan ketika mang Jalek memutuskan menerobosnya. Byyuuurrr, air deras itu tepat mengenai mukaku, membasahi kerudung yang ku kenakan dan sebagian pakaianku. 

“ Dasar bocah. “ kataku mendengus kesal, tambah buruk sudah moodku.

Anak laki-laki itu hanya tertawa dari kejauhan, tak merasa bersalah atas kejadian tersebut. Mang Jalek hanya bertanya, 

“ Kena Neng. ? “ tanyanya padaku. 

“ Kena muka mang. “ jawabku dengan nada yang kesal. Aku mengusap mukaku dari cipratan air menggunakan ujung kerudung. 

Motor mang Jalek pun berlalu, anak kecil itu sudah tak terlihat lagi setelah kita melewati belokan pasar dan sampai di toko penjual gorden tadi.

Tak lama-lama aku pun langsung menjelaskan maksud dan tujuanku kembali ke toko tersebut. Sempat ada sedikit pembelaan dari ibu toko, 

“ kalau belanja di matahari, yang sudah dibeli ndak bisa dikembalikan. “ belanya.

“ kan ini bukan di matahari bu. “ jawabku meyakinkan. 

“ ya sudah ini harga 2 gorden kan 110ribu, tadi sudah di potong buat ongkos ojek 10ribu jadi uang yang dikembaliin 100ribu ya ?. “ kata-katanya penuh taktik, tak mau rugi.

“ ya deh terserah. “ jawabku ketus, tak mau menghabiskan banyak waktu hanya untuk berdebat lagi. Aduh lihatlah sebelumnya aku masih bisa berguyon, tertawa dengan ibu-ibu penjaga toko yang baik, dan sekarang semuanya berubah karena mood jelek itu. 

Aku pun kembali ke tempat kerja melewati jalan yang sama. Anak laki-laki tadi kini sedang mengelus-elus mesra motornya yang selesai di mandikan, mengelusnya sampai terlihat kinclong. Dia masih tertawa saat melihatku melintas, dan aku hanya tersenyum tipis menimpal tawanya. 

Cukup hari ini aku akan diam menyikapinya, untuk memulihkan moodku. Dan lagu yang ku dengar setibanya di tempat kerja yaitu lagu Maher Zain yang berjudul insya Allah. Aku tak mau mendengarkan lagu-lagu galau yang menambah moodku semakin jelek.


The End

*23 Juni 2013
*Al-Islamadina
*curhatan yang di buat cerpen, ya mungkin maksud ceritaku gitu hehe. :D


Selasa, 30 Juli 2013

" Detik Malam "

Angin malam, coba bantu aku untuk menghempaskan perasaan sesak ini.
Lepaskanlah, semoga yang lebih baik akan hadir.

Rembulan, coba bantu aku memangkas mimpi yang berlebihan, angan yang melambung tinggi. Namun diri ini amatlah tertatih.

Malam, tak adakah rasa sesak yang lebih ringan ? hanya untuk sejenak saja meredam rindu ini.

Disini, di bawah rembulan ku menatap dari kejauhan.
Akankah ada kesempatan untukku, sejengkal saja untuk mendekat padanya.

Meski akan banyak kesakitan hati yang aku rasakan.
Karena Dia tak pernah bisa membaca apa yang ada pada diriku.

*30 Juli 2013

Al-Islamadina

Sajak Moga Bunda Disayang Allah Part 1

Bunda,
Saat kami bayi, engkau orang terakhir tidur setelah dunia lelap,
bahkan boleh jadi tidak tidur, agar kami bisa nyenyak.
Dan engkau pula yang pertama kami lihat saat terjaga.

Bunda,
Saat kami kanak-kanak, engkau orang terakhir yang putus rasa sabarnya,
bahkan boleh jadi tidak pernah, walau orang2 lain telah jengkel setengah mati
Dan engkau pula yang pertama membesarkan hati.

Bunda,
Saat kami gagal, engkau orang terakhir yang berputus asa,
bahkan boleh jadi tidak pernah, meski seluruh dunia sudah berhenti berharap
Dan engkau pula yang pertama menghibur.

Bunda,
Saat kami sakit, engkau orang terakhir yang bertahan menemani,
bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah kembali sibuk
Dan engkau pula yang pertama berbisik kabar kesembuhan.

Bunda,
Saat kami ragu2, engkau orang terakhir yang hilang keyakinan,
bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah menyerah
Dan engkau pula yang pertama berbisik tentang janji-janji.

Walaupun,
Saat kami besar, boleh jadi engkau orang terakhir yang kami hubungi,
bahkan boleh jadi tidak pernah, karena alasan sibuk atau apalah

Walaupun,
Saat kami bahagia, boleh jadi engkau orang terakhir yang tahu,
bahkan boleh jadi benar2 amat terlambat, karena alasan tidak sempat atau apalah

Bunda,
Di antara bisik doa-doa-mu, sungguh terselip beribu nama kami
Dan boleh jadi itulah yang membawa kami hingga seperti hari ini
Engkau orang terakhir yang akan berhenti mendoakan kami,
bahkan boleh jadi tidak pernah berhenti, hingga akhir hayat.
Dan sungguh, Engkau pula orang pertama yang mengucapkan kata Amin bagi kami.

#Darwis Tere Liye

Senin, 29 Juli 2013

SAMBUNG JUDUL NOVEL BANG DARWIS TERE LIYE

‘Sepotong Hati yang Baru’ itu akan tumbuh. Aku telah mengikhlaskan kepergianmu, seperti ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima,penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan,pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.

Aku tahu, aku tak pantas untukmu yang terlalu ideal menginginkan sosok ‘Bidadari-Bidadari Surga’ yang ingin kau jadikan pendamping hidup. Aah memang tak ada harapan bagiku untuk bersamamu, meskipun sudah banyak sensasi cinta yang ku rasakan padamu, ‘Berjuta Rasanya’ yang telah ku rasakan, kau tak akan pernah tahu halitu.

Kau sudah memilih ‘Eliana’. Sosok wanita yang sangat kau idam-idamkan sedari dulu. Diawanita yang pintar, tangguh, dan pemberani. Benar-benar sangat cocok untukmu ‘Burlian’yang tampan, pintar dan spesial untuknya. Aku mengalah saja demi cinta,meskipun amat menyakitkan untuk sekedar menghempaskan cinta ini. Hidup harusterus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat.

Aku selalu ingat petuah-petuah ayah yang sering disampaikan padaku. Entah itu diambil dari cerita dongeng ‘Kisah Sang Penandai’ dan kisah cinta-cinta lainya.Seperti kaset kusut yang selalu diputar-putar, ayah selalu menceritakan cerita tentang arti cinta sejati yang sesungguhnya berulang-ulang kali, sampai aku bosan mendengar ceritanya. Tapi kini cerita itu amat berguna untukku. Apa kau tahu cinta sejati itu seperti apa ? cinta sejati itu perasaan ikhlas, siapayang ikhlas melepaskan cintanya maka itulah hakikat cinta sejati. Karena halini pula aku mengerti kalau ‘Ayahku Bukan Pembohong’, apa yang diceritakannya itu nyata dan sedang aku rasakan. Mengikhlaskan perasaan ini, terhempas oleh angin.

Setiap senja yang datang ketika menjelang malam. Aku sadar kini aku tak menatap senjaitu bersamamu lagi. Menghitung mundur detik demi detik sampai matahari tenggelam di bawah kaki gunung. kini aku hanya menatapnya sendirian, ya hanya ‘Sunset Bersama Rosie’. Suasana lenggang. Tak ada hitung menghitung detik tenggelamnya matahari denganmu.

Saat malam pun tiba. Aku selalu larut dalam heningnya malam, menatap rembulan diatas loteng rumah. Sering kali anganku melukiskan sosokmu, ada raut mukamu yang nampak dalam cahaya rembulan. Senyum kecilku menyungging, mataku menatap rindu terus memperhatikan sampai saat ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’. Tak hanya itu,anganku pun sering menggila. Membayangkan ‘Aku, Kau dan Sepucuk Angpau merah’yang di dalamnya mengandung deratan kata-kata cinta yang dapat menumbuhkan cinta di hati kita berdua. Sayangnya itu hanya dalam anganku saja.

Kamu masih ingat dengan geng kita yang kita namakan ‘The Gogons’ ? kau berebutan soal nama itu dengan ‘Pukat’, sibuk mencari nama yang bagus untuk geng kita. Itu kenangan yang takkan terlupakan. Aku hanya sibuk cekikikan melihat kalian berdebat argumen.

Setelah itu kita pergi ke bioskop. Aku ingat, kau sangat menyukai film-film action,apalagi sama yang judulnya ‘Negeri Para Bedebah’ dan ‘Negeri di Ujung Tanduk’itu. Kau sampai nonton berulang-ulang kali dan sampai beli kaset bajakanya pula. Hapal setiap agegan-agedannya yang sering kau ikuti. Sangat berbeda sekali dengan aku yang sukanya film-film drama seperti ‘Hapalan Shalat Delisa’,film yang menguras airmata.

Sekarang aku tahu semua itu tinggal kenangan. Aku yang sering mengingat-ingatnya, entahbagaimana dengan kau.

Saat ini aku sudah bisa membuka hatiku pada orang lain. Memutuskan untuk membuang perasaan itu padamu yang sudah dengan orang lain. Aku akan mencoba mencintainya sepenuh hati, dengan perasaan yang baru. Aku juga sudah meminta restu bunda agar memberikan restunya untuk hubunganku ini. Dan aku tak henti-hentinya berdoa ‘ Moga Bunda di Sayang Allah’ yang telah mendoakan dan merestui hubunganku.

Kita masih bisa bahagia meskipun kita tak bersama. Aku ikhlas kau berbahagia dengan orang lain dan aku pun akan ikhlas membiarkan diriku bahagia dengan orang lain.Kelak rasa cinta itu akan terganti dengan yang baru.

*Fiksi tetap fiksi. Tak akan pernah jadi nyata.
*25 Juli 2013

Minggu, 21 Juli 2013

Selamat Datang Hujan. :D

Pagi Hujan, pagi ini kau selimuti kotaku dengan awan mendung, menumpahkan ribuan butiran air
Memandangmu di pagi hari membuat tubuhku menggigil kedinginan
Jari-jari kaki dan jari-jari tanganku nampak pias
Namun tetap asik dan menyenangkan memandangmu di pagi hari

Seperti katak yang riang, siap berokestra menyambut datangnya hujan
 Aku pun demikian

Meskipun aku harus rela tak melihat mentari pagi yang selalu menyapaku dengan penuh kehangatan
Tak mengapa, karena aku memang sedang merindukanmu yang selalu menghadirkan ketenangan

Pagi ini aku memandangmu dengan tatapan kerinduan
Namun aku tak berani menyentuhmu, karena air yang kau tumpahkan terlalu dingin 
Mampu menyeropot hingga dasar tulangku yang mudah rapuh
Aku membiarkan engkau menyentuh dasar tanah, berkecipak di dalam kubangan memantulkan suara yang riak, amat menyenangkan

Hujan, kau tak hanya menumpahkan air yang sangat deras pagi ini
Namun kau juga berhasil mengingatkanku akan kenangan itu, menghadirkan potret-potret dimasa laluku
Yang memang sejatinya setiap kepingan kenangan itu tak akan pernah lenyap dari ingatanku, yang entah kenapa teralu melekat erat dalam ingatan.

Hujan saat kau menyentuh tanah hingga meresap sampai dasarnya
Lalu kau membantu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan kecil hingga menyembul keatas tanah
Memberikan kehidupan atas titah-Nya
Aku harap saat itu juga kau mampu menumbuhkan beberapa butir perasaan yang baru untukku






22 Juli 2013
Di kota kelahiranku. Kota Hujan.




Rabu, 17 Juli 2013

Ost Moga Bunda Disayang Allah


Wahai kegelapan kenalilah aku
Wahai kebisuan kawanilah aku
Setidaknya aku tak sendiri
Tatapku nanar ke depan
Mengasuh hati kelabu

Bagaimana wajah pagi, siang, malam
Bagaimana suara tawa dan tangisan
Bagaimana caranya bersujud, bagaimana ku berdoa
Bagaimana menyebut DIA

Ajari aku mengenal Tuhanku
Setidaknya nafasku masih ada gunanya
Biar halilintar gaduh bersahutan
Bagiku tetap saja hening dan sepi
Ajari aku mengenal semua
Seterang-terangnya dunia bagiku gerhana
Aku meyakini hanya Tuhan yang bisa
Membuat yang tak mungkin menjadi mungkin

Terima kasih Tuhan Maha Esa
Kau menguji aku alangkah indahnya
Walau begini hatiku bercahaya dan bisa melihat
Yang mereka tak lihat

Ajari aku mengenal Tuhanku
Setidaknya nafasku masih ada gunanya
Biar halilintar gaduh bersahutan
Bagiku tetap saja hening dan sepi
Ajari aku mengenal semua
Seterang-terangnya dunia bagiku gerhana
Aku meyakini hanya Tuhan yang bisa
Membuat yang tak mungkin menjadi mungkin

Nanti bila kelak ku bisa berdoa
Moga bunda disayang Allah
 
 
 
*Lagunya dinyanyikan oleh Melly Goeslow. Kata-katanya keren dan sangat menyentuh. :'(

Moga Bunda disayang Allah ( Novel )


Salah satu novel keren lagi karya Darwis Tere Liye yang sudah 3 tahun yang lalu aku baca kini akan dijadikan film. Mengingat novel-novel sebelumnya juga pernah difilmkan seperti " Burlian & Pukat ( Anak Kaki Gunung ) ", " Hapalan Shalat Delisa " dan yang terakhir beberapa bulan yang lalu telah tayang perdana di televisi yaitu " Bidadari-Bidadari Surga ". Bang Tere adalah penulis Favoritku, beliau telah banyak memberikan inspirasi-inspirasi yang bagus untukku. Meskipun beliau boleh jadi tak mengenalku tapi beliau mampu memberikan pengaruh positif pada hidupku yang setiap hari membaca tulisan-tulisannya di jejaring sosial facebook. Pertama kali aku suka buku-bukunya setelah membaca novel " Bidadari-Bidadari Surga ", novel yang banyak menguras airmataku di hampir setiap halamannya. Dan setelah itu aku mulai kecanduan buku-bukunya. :) Novel yang kali ini akan di buat film yaitu " Moga Bunda disayang Allah " yang insya Allah akan tayang tanggal 2 Agustus 2013 ( kalau ndak salah hehe ). Kisahnya diangkat dari salah satu kisah nyata paling mengharukan, ditulis kembali dari salah satu film terbaik sepanjang masa.  

tokoh di dalam cerita ini:

Ada Bunda, yang begitu anggun, lemah, namun sekaligus juga tegar.
Ada Tuan HK (kira-kira HK itu singkatan dari apa ya ?), suami Bunda yang merupakan seorang pekerja ulet, dan sangat sayang pada keluarganya, yang baik banget ! , Ada Ibu-Ibu Gendut (kira-kira namanya siapa ya?
Ada Salamah, yang slalu membuat ’rame’ suasana dengan kepolosan dan kepanikannya (siap-siap tersenyum dan tertawa kalau sampai pada bagian ), cerita yang ada Salamah-nya.
Ada Mang Jeje, yang setiap hari slalu memotong rumput keluarga HK dan memelihara ayam kate berwarna putih.
Ada Kinasih, gadis yang berkerudung lembut (tokoh yang tidak penting tapi penting ), tapi di filmnya tidak pakai kerudung hoho ( aneh :p ).
Terakhir, 2 tokoh UTAMA dari cerita ini adalah..... Pak Guru KARANG ( Fedy Nuril ) dan MELATI ( Chantika Zahra lagi :D ).

Foto para pemain MBDA dan kru, Bunda, Tuan Hk, Melati, Mang Jeje, Salamah dan om david astrada location tanjung lesung.

Melati, gadis kecil yang hampir "sempurna" terputus dari dunia karena cacat fisiknya : buta, tuli dan hampir bisu maka hanya HITAM-GELAP dunia yg dikenalnya. Melati tak pernah mengerti apa itu bunyi, apa itu cahaya bahkan tak pernah tahu apa arti "Bunda"?. semua aktivitas yg dilakukannya hanya berdasarkan insting, hampir seperti hewan yg belajar mengenal lingkungannya. Perjuangan Bunda bersama Karang (Pak guru) nyaris menguras habis kesabaran, ketabahan demi membawa Melati keluar dari kegelapan dunia.

Gelap!
Melati hanya melihat gelap..
Hitam..
Kosong..
Tak ada warna..
Senyap!
Melati hanya mendengar senyap..
Sepi..
Sendiri..
Tak ada nada..

hanya bisa mengatakan :
“Baaa, maaa.... Baa... Maa... ” (artinya: Moga Bunda disayang Allah...)


 Novel ini juga berhasil menguras airmataku. Tak terbayang bagaimana kehidupan yang dirasakan Melati. Dia buta, tuli dan juga tak bisa bicara. Ya Tuhan, dimanakah letak keadilan itu ? :'( ( petir nyamber :( )

 Kisah ini memang menceritakan tentang seorang motivator yang buta, tuli dan bisu bernama Hellen Keller. Karena sebelum aku suka novel-novel bang Tere, aku suka buku-buku motivator terlebih dahulu. Dan alasan aku baca novel ini dikarenakan ada cerita sosok Motivator yang pernah aku baca kisahnya. Subhanallah, kisah didalam novel sungguh lebih banyak lagi memotivasiku. Sungguh besar karunia-Nya yang telah menciptakan makhluknya yang tidak pernah ada yang sia-sia. Dia sungguh Maha Tahu apa-apa yang masih tersembunyi, sedang kami tidak tahu. 

ini salah satu Quotesnya :

“Gadis kecil itu benar sekali.. mengapa dunia diciptakan dengan penuh perbedaan. Yang satu dilebihkan dari yang lain... ada yang bisa melihat. Bisa mendengar, ada juga yang tidak. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Apakah semua itu adil? Apakah takdir itu adil? Padahal bukankah semua pembeda itu hanyalah semu. Tidak hakiki. Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama...”

Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah


# Sinopsis Moga Bunda Disayang Allah:

Karang yang mencintai anak-anak, berubah ketika sebuah kecelakaan kapal laut terjadi dan tidak dapat menyelamatkan anak-anak yang bersamanya. Karang merasa trauma dan dihantui rasa bersalah. Ia menjauh dari anak-anak dan memutuskan hubungannya dengan Kinarsih karena merasa dirinya tidak pantas untuknya. Ia pun mengasingkan diri di sebuah pulau yang jauh dari ibu kota dan menjadi seorang pemabuk

Kehidupannya berubah ketika Bunda HK, yang kaya raya dan dihormati di daerah itu datang memintanya untuk menjadi guru untuk Melati. Melati adalah anak perempuan mereka yang buta, tuli dan juga bisu. Melati tidak bisa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Karena sering mabuk, cara mengajar Karang menjadi sangat kasar dengan meneriaki dan memperlakukan Melati dengan semena-mena sehingga membuat semuanya bingung dan takut. Tapi perlahan Karang dan Melati makin saling butuh.

Apakah Karang bisa bangkit lagi? Bisankah Karang dan Kinarsih bersatu lagi? Dapatkah Karang menemukan cara agar Melati bisa berkomunikasi dengan dunia? Dan dapatkah Melati mengenal Bundanya, ayahnya dan paling penting...Allah? 
*Sumber ( Film Terbaru Blogspot ) 
*Jangan Lupa Nonton Ya :D




Jumat, 12 Juli 2013

Pertanyaan !

Semalam Aku mendapatkan pertanyaan dari saudaraku, tapi menurutku itu bukan sembarangan pertanyaan tapi itu seperti tantangan, begini bunyi smsnya " Lebih baik mana, mencari bagian tulang rusuk apa mencari bagian hati yang masih entah berantah dimana. hayooo, apakah sang puitis bisa menjawabnya ? " nah begitulah smsnya. Itu model pertanyaan yang menantang bukan ? haha. Begini saudaraku ternyata mau mengetes kemampuanku dalam berkata-kata atau mungkin mengetes logika ya ?. Padahal Aku tidak merasa seorang puitis tapi lebih merasa ke Seorang Penulis hehehe. :) Baik berhubung tadi malam otakku lagi berluberan kata-kata jadi inilah jawabanku yang katanya super panjang sampai memenuhi layar teleponnya, tapi mungkin kalau di tulis disini perbandingannya akan berbeda dan akan terlihat sedikit.

Jawabanku :

Lebih baik mana
Mencari bagian tulang rusuk apa 
Mencari bagian hati yang masih entah berantah dimana ?

Jika dari kedua pilihan itu Aku harus memilih 
Maka Aku akan memilih 
Mencari bagian tulang rusukku yang hilang
Karena dari situlah Hawa diciptakan untuk Adam

Entah begitu banyak bagian tubuh yang indah seperti hati
Yang mampu merasakan cinta
Namun Allah tetap memilih menciptakan Hawa dari tulang rusuk yang bengkok
Mengisyaratkan Hawa sangatlah lembut dan mudah rapuh

Kaum Adam tak boleh keras meluruskannya
Tak boleh juga membiarkan tulang rusuknya bengkok dan mudah patah.

Alasan kenapa Aku memilih mencari tulang rusukku yang hilang 
Karena Adam tak pernah mencari hati Hawa yang entah ada dimana
Namun Adam mencari tulang rusuknya  yang mampu melengkapi segalanya
Sepotong hatinya dan setengah diennya

tuh kan kelihatan sedikit hehehe. ;) dan itulah jawabanku, sederhana dan tidak terlihat sebagai seorang puitis handal kan ? hehe.


11 Juni 2013

Kamis, 11 Juli 2013

1/2 Cahaya Rembulan

Sudah sekian lama Aku menantinya, ingin bertemu dengannya.
Rindu ini selalu mencekikku setiap detiknya.
Rasanya seperti penyakit akut yang sulit untuk di obati.
Benarlah kata seorang pujangga, 1 detik tak bertemu rasanya seperti 1 jam tak bertemu bahkan mampu menimbulkan efek kerinduan yang mencekam, menyesakan, menyohok hati.
Apalah daya Aku merasakan kerinduan padanya yang  tak pernah merindukanku.

Aku tahu cintanya padaku hanya sebatas 1/2 cahaya rembulan.
Aku seperti bentangan luas langit malam, ikhlas dan setia menunggu cahaya rembulan itu lengkap, bersinar terang di langit malam yang gelap.


Bogor, 27 Juni 2013

 


*Skenario yang terbaik

suka sama kata-katanya yang ini. sangat cocok dengan perasaanku sekarang :) dan yang lebih sukanya ada kata-kata Hujan di dalam kata-katanya :)

Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Engkau tahu, duhai gemerisik angin,kalau boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.

Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan,setiap kali kau berseru 'tokekk', aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya 'iya', dan berharap kau berhenti jika memang sudah 'iya', tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.

Engkau tahu, duhai retakan dinding,sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Wahai orang-orang yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya. Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan. Percayakan pada yang terbaik.

#DTL

Anakku. :D

Anakku, kalau kau besar kelak, maka ingatlah selalu:

1. Jgn sekadar belajar bahasa (entah itu bahasa indonesia, inggris atau lainnya), tp lbh penting belajar menulis.

2. Jgn sekadar belajar IPA, fisika, biologi, kimia tp juga memahami kebijakan alam dan keseimbangan.

3. Jgn sekadar belajar IPS, geografi, ekonomi, sosiologi, dsbgnya tp jg melihat dunia membentang luas dgn keberagaman dan kesamaan

5. Jgn sekadar belajar PMP, PPKN atau apalah nanti namanya, tapi jg tentang etika, moralitas dan kepedulian

6. Jgn sekadar belajar matematika, aljabar, kalkulus dsbgnya tp lbh penting belajar nalar dan sistematika

Terakhir, jgn sekadar belajar agama, lengkapilah dgn akhlak terpuji dan kebermanfaatan.

*Tere Lije, repost

Senin, 08 Juli 2013

Edisi Curhatku. . :')

Aku ingin menulis tapi bingung mau nulis apa, masih banyak cerita yang masih ngegantung. .huaaaahhhh. .eh tiba-tiba ide baru bermunculan, ada yang judulnya 1/2 Cahaya Rembulan, Ramadhan Terakhir Ayah, Tuhan Masih Pantaskan Aku Menjadi Wanita Sholehah ? dan lain-lain.  semuanya jadi pabeulit. Mana yang harus di tamatin duluan.

Namun ide-ideku langsung menguap seketika ketika anak-anak pada datang, fokusku hilang. ada yang nangis, teriak-teriak ( aaaaaaa pusing, pusing, pusing ). Aku memang suka anak kecil tapi  kalau ide-ide di hancur lemburkan menjadi hilang seketika rasanya greegeet pengen cibut satu-satu ( saaabbbaarr, ngelus dada :'D )

dari pagi coba dengerin lagu-lagu religi Edcoustiq sama Maher Zain, berharap ideku yang semalam kembali datang bermunculan ( tuing. .tuing. .tuing. . ) :') mulai menginstal kembali ide-ideku.

Nulisnya harus dari hati bukan dari suasana keramaian. .:')

#Aku Mau Nulis :'(

*Kebiasaan membaca

ini keren kawaan. . .memotivasiku untuk semakin giat membaca lagi. . .:D membaca. .membaca. .terus membaca. .:) i love the book . . semakin " kutu buku " semakinn keren . .hehehe. .Aku selalu terinspirasi oleh orang memiliki kebiasaan membaca yang luar biasa, berawal dari seorang pembawa acara terkaya di dunia Oprah Winfrey. .Dia berhasil membentuk pribadiku untuk selalu membaca dan mencintai buku-buku. .Sungguh tak akan rugi orang-orang yang suka membaca buku. . . Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk dalam kebodohan. .:D 

Kebiasaan membaca seharusnya bukan semata2 milik orang Jepang. Bayangkan, di Jepang, koran2 top mereka, seperti Asahi Shimbun, oplahnya per hari bisa mencapai nyaris 8 juta eksemplar (edisi pagi), dan 3 juta (edisi sorenya). Ampun2an deh melihat angka ini. Kalian tahu, setiap 1000 orang Jepang, maka ada 634 koran. Gile bener, kan? Di Indonesia, satu koran bisa buat 10 orang. Yomiuri Shimbun, koran Jepang juga, bahkan sirkulasinya bisa mencapai 14 juta per hari (tahun 2005; tahun paling tinggi).

Menurut cerita orang2 yg pernah tinggal di luar negeri; negara2 maju itu, budaya membacanya bukan main. Di kereta, di bus, di halte, mereka pada rajin membaca. Karena saya hanya tinggal di kisaran sini-sini saja, jd saya tidak tahu pasti, apakah kabar ini benar atau cuma kabar burung saja.

Kalau melihat data dari nationmaster, meski datanya tidak update, maka di negara seperti Swis, Finlandia, Inggris, rata2 produksi buku per judul bisa mencapai 2 judul per 1000 penduduk. Indonesia di urutan 97, dengan angka 0,001 judul per 1000 penduduk. Kita lagi2 tertinggal jauh.

Menurut cerita orang2 yg pernah tinggal di luar negeri; negara2 maju itu perpustakaannya ramai sekali. Jam buka perpustakaan baru setengah jam lagi, pukul 09.00, yg mengantri di halaman perpust sudah mengular panjang, yang membuat petugas perpust harus membuat aturan main masuk per gelombang. Di Indonesia rasa-rasanya sy tidak pernah menemukan yg begitu. Sy pernah nyasar di Hongkong, sy bingung melihat ini antrian apa sih? Panjang benar, pagi2 sekali? Seorang petugas berbaik hati bilang antrian masuk perpust. Saya menghela nafas lega, Thx God, sy kira ini antrian ke toilet, karena sy sejak tadi kebelet buang air kecil setelah berkeliling.

Tinggalkan data kuantitatif yang kadang membuat pusing, mari kita lihat sekitar; apakah kebiasaan membaca ada? Anak2 remaja, apakah lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca? Orang tua, orang2 dewasa, apakah lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca? Silahkan dinilai masing2, karena kalau sy yang menyimpulkan, lebih banyak yang protesnya. Bilang melototin gagdet, itu juga membaca. Dsbgnya, dsbgnya.

Saya hanya ingin menutup catatan pendek ini dengan: seharusnya kebiasaan membaca itu MILIK kita. Ya Allah, bukankah semua umat muslim tahu, ayat pertama yang diturunkan berbunyi: bacalah. Kebiasaan membaca itu sungguh seharusnya milik kami. Milik kami ya Allah. Jadi bukan karena tere liye seorang penulis buku, yang jualan buku, maka dia konsen sekali atas budaya membaca, tapi adalah perintah nyata dalam kitab suci, membaca.

Entahlah. Sebenarnya, apakah orang2 modern di luar negeri itu yang lebih paham soal perintah membaca ini, mereka mengambil manfaatnya, sementara kami tidak--bahkan tidak peduli kalau itu perintah pertama kitab suci.

Saya juga akan tulis lagi dalam repost catatan ini beberapa manfaat membaca (’Aidh bin Abdullah al-Qarn):

1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.

3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang2 malas dan tidak mau bekerja.

4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.

5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.

7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan orang-orang berilmu.

8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.

9. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat, terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 yg baik. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia2.

11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

*Penyakit sosial dunia maya

Gegap gempitanya dunia maya hari ini, diikuti dengan mudahnya akses internet bagi siapapun, sepertinya tidak melulu membawa kemaslahatan. Secara simultan, sama seperti saat hadirnya televisi pertama kali, budaya baru ini juga membawa dampak negatif. Kita harus mulai mencermati penyakit sosial atas munculnya interaksi baru di dunia maya.

Setidaknya ada enam penyakit sosial tersebut, yang pertama, berkurangnya kualitas dan kuantitas membaca (apalagi menulis). Kita hampir tiap hari menyaksikan orang-orang –termasuk kita sendiri-- yang sibuk mematut layar komputer atau laptop, menatap layar telepon genggam, asyik bercengkerama dengan piranti canggih miliknya, di jalan-jalan, di kendaraan, di tempat kerja, di sekolah, sudah lazim pemandangan ini. Semua orang bisa dikatakan memiliki akun email, plus dengan jejaring sosial favoritnya. Menghabiskan waktu berjam-jam dan berkali-kali rajin memeriksa beranda dunia mayanya. Lantas apa sebenarnya yang sedang mereka lakukan? Membaca? Menulis? Berbeda dengan televisi, dunia maya memang memberikan kesempatan membaca dan menulis. Tapi apakah itu sungguh-sungguh membaca dan menulis?

Kita kadang merasa sudah banyak membaca, juga menulis, tapi sejatinya itu sekadar dunia percakapan yang mengambil bentuk tulisan. Membaca ‘celoteh’, membaca ‘ucapan’. Menulis ‘celoteh’, menulis ‘ucapan’. Memang banyak yang membaca laman berita media massa, loncat kesana-kemari memeriksa judul yang menarik, tapi dengan gaya penulisan dunia maya yang serba ringkas, kebiasaan pengguna yang membaca tidak tuntas, umumnya kualitas dan kuantitas membaca berkurang drastis, apalagi menulis. Kita terperangkap ilusi sudah membaca dan menulis—dengan kenyataan, buku-buku semakin disingkirkan.

Penyakit sosial kedua adalah suburnya kebiasaan berdebat tiada manfaat. Dunia maya memang tiba-tiba memberikan derajat yang sama kepada penggunanya, egaliter menemukan definisi terbaiknya. Tidak peduli presiden, ataupun orang biasa. Tidak peduli profesor maupun tidak sekolah, semua tiba-tiba menjadi setara di dunia maya. Kolom komen di jejaring sosial, laman berita media massa, forum, memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berkomentar. Dan situasi ini semakin rumit, mengingat pemilik laman, pengelola sebuah akun, menyadari bahwa semakin ‘menarik’ sebuah topik, akan mengundang semakin banyak pengunjung. Hampir di semua sudut dunia maya, kita harus menonton perdebatan tiada manfaat. Komentar saling menjelekkan, memaki, menghina, ringan sekali ditulis oleh pengguna dunia maya. Tidak ada topik yang kebal atas situasi ini, pertandingan sepakbola, hingga agama pun menjadi santapan. Kita tiba-tiba merasa penting untuk berpendapat—terlepas dari kualitas pendapat tersebut.

Hal-hal yang sudah tahu sama tahu tetap diperdebatkan. Sesuatu yang sudah jelas, baik, tetap diperdebatkan. Apalagi yang memang kontroversial dan berpotensi beda pendapat. Kita tidak lagi merayakan beda pendapat dengan menghormati satu sama lain, melainkan merayakan perbedaan dengan meneriakkan nyaring pendapatnya.

Semakin maraknya mental gratisan adalah penyakit sosial ketiga. Di dunia maya, semua seolah-olah gratis. Apa sih yang tidak bisa diperoleh dari internet? Pengguna internet mengunduh film-film laris, yang bahkan belum beredar di jaringan bioskop lokal. Orang-orang berbagi file lagu yang tentu saja full gratis, e-book ilegal ada di mana-mana, hingga mencomot sana-sini hasil jerih payah pemikiran dan proses kreatif orang lain. Jika kita terbiasa dengan gaya bahasa forum berbagi file, maka istilah ‘leechers’ atau ‘lintah’ lazim digunakan untuk merujuk ke pengguna yang menyedot puluhan bahkan ratusan bahkan ribuan file ‘gratis’. Mental gratisan ini merusak banyak sistem, menerabas hukum, dan pada tingkat lebih rendah, merusak masyarakat itu sendiri. Jika kita hanya memikirkan memperoleh sesuatu secara gratis, maka proses memberi, proses berkarya, perlahan akan padam dengan sendirinya. Dan situasi ini akan terbawa langsung ke dunia nyata.

Penyakit sosial yang keempat adalah rendahnya sopan santun di dunia maya. Penggunaan akun dunia maya seperti menjadi tameng, benteng pelindung, yang membuat orang-orang nyaman melakukan apapun. Bahkan dalam situasi menggunakan identitas asli pun, banyak pengguna internet yang merasa lebih nyaman (mungkin bisa ditulis berani). Apalagi saat menggunakan identitas palsu, pengguna internet bisa melakukan apapun tanpa perlu khawatir bertatap muka langsung seperti di dunia nyata. Pepatah lempar batu sembunyi tangan menemukan definisi terbaiknya dalam dunia maya. Berkurangnya sopan santun ini tercermin mulai dari komunikasi lewat email, message, hingga interaksi bebas di jejaring sosial, forum, laman lainnya. Kita tidak lagi perlu merasa memiliki sopan santun saat bertamu ke beranda milik orang lain, merasa semua tempat adalah wilayah publik, bebas mau melakukan apapun.

Penyakit sosial kelima adalah mulai kaburnya interaksi dunia nyata. Bukankah sudah lazim sekali terlihat, saat beberapa teman dekat berkumpul di restoran, mereka memang dekat secara fisik, tapi satu sama lain justeru sibuk memeriksa piranti canggih masing-masing. Saat satu keluarga berkumpul di ruang keluarga, secara fisik dekat satu sama lain, tapi masing-masing justeru asyik berselancar di dunia maya, lebih dekat dengan orang-orang yang tidak dikenal dan jauh. Kita lebih banyak menghabiskan waktu bersama gagdet dibanding dengan keluarga atau teman sendiri. Interaksi dunia nyata perlahan menjadi kabur, digantikan oleh interaksi berdasarkan internet.

Penyakit sosial keenam adalah berkurangnya waktu produktif. Jika kita asumsikan pengguna aktif internet di Indonesia adalah 40 juta orang, rata-rata mengunjungi jejaring sosial dan sejenisnya satu jam setiap hari, maka kita sebenarnya punya 40 juta jam dalam sehari untuk melakukan hal lain secara produktif. Jika candi Borobudur katakanlah membutuhkan 20 tahun, 2.000 pekerja yang bekerja 8 jam setiap hari, maka total jam kerja untuk menyelesaikan satu candi Borobudur adalah 119 juta jam kerja. Bangsa ini bisa menyelesaikan satu candi setiap tiga hari. Ini hanya ilustrasi, boleh jadi berlebihan, toh ketika televisi hadir di tengah masyarakat, situasinya juga sama—bahkan lebih massif, tapi setidaknya dapat menjelaskan permasalahannya. Berbeda dengan televisi, pengguna internet kebanyakan adalah orang-orang berpendidikan, pekerja dan di usia yang sangat produktif.

Kita tidak bisa mencegah gelombang internet, kita sudah berada di dalamnya sepuluh tahun terakhir. Dengan harga gagdet yang semakin murah, tersedianya pilihan akses murah-meriah, maka penetrasi budaya ini akan semakin dalam ke seluruh masyarakat. Keenam penyakit sosial ini menjadi realita yang harus disadari. Dan ketika proses mendidik pengguna internet berjalan lambat, kesadaran berinternet sehat masih rendah, tanggung-jawab besar jatuh pada pemilik laman raksasa dengan pengunjung ribuaan bahkan jutaan. Website berita milik media massa, website forum-forum, hingga akun jejaring sosial yang diikuti oleh banyak orang adalah ujung tombak mengurangi dampak buruk dari internet, terlebih pengaruhnya kepada pengguna remaja. Dalam contoh yang paling bersahaja, sudah seharusnya kampanye internet sehat diletakkan di halaman muka website tersebut, entah berupa link, banner, gambar dan sejenisnya. Seharusnya itu mudah sekali dilakukan.

*Tere Liye : Akuntan dan Novelis
**dirilis di http://epaper.kompas.com/kompas/books/130704siang/#/5/

Menurut ’Aidh bin Abdullah al-Qarn, ada 11 manfaat membaca:

1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.

3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang2 malas dan tidak mau bekerja.

4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.

5. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.

7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan orang-orang berilmu.

8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.

9. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat, terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 yg baik. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia2.

11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

*silahkan di repost, share, bagi pencinta buku

Kamis, 04 Juli 2013

NABI ISA AS


Berbeda sekali dengan konsep keimanan seorang Kristen yang meyakini jika Nabi Isa a.s. atau Yesus Kristus meninggal karena disalib untuk menebus dosa umat manusia, maka kitab suci Al-Qur’an yang dijaga Allah SWT kemurnian dan kesuciannya sampai dengan hari akhir menyatakan jika yang disalib bukanlah Nabi Isa a.s., melainkan seseorang yang wajahnya diserupai Isa a.s. Sedangkan Isa a.s. sendiri diselamatkan Allah SWT dengan diangkatnya ke surga (QS. An-Nisaa: 157-158).
Nabi Isa a.s. diturunkan ke tengah-tengah Bani Israil, kaumnya Nabi Musa a.s., untuk mengembalikan mereka ke jalan ketauhidan. Namun kaum Yahudi yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan, bahkan banyak melakukan pembunuhan terhadap para nabi Allah—Nabi Zakaria a.s. dibelah badannya, Nabi Yahya a.s. dipenggal kepalanya.

Para pendeta Yahudi yang tergabung dalam Dewan Pendeta Sanhendrin membujuk Raja Herodes untuk melakukan pengejaran terhadap Isa a.s. dan menangkapnya. Isa a.s. berhasil ditangkap dan hendak disalibkan. Namun Allah menolong Isa a.s. dan mengangkatnya ke surga. Dari hadist Nabi Muhammad SAW kita akan mengetahui jika menjelang akhir zaman, Isa a.s. akan kembali turun ke bumi di Menara Putih sebuah masjid di Damaskus, Syiria. Hal pertama yang dilakukan Isa a.s. ketika turun kembali ke bumi adalah sholat.

“Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya, maka ketahuilah;bahwa ia adalah seorang laki-laki berperawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air waulupun ia tidak basah”. (HR Abu Dawud).
“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’(Al-Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik”. (HR Thabrani dari Aus bin Aus)

“Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang dalam dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat, sehingga turunlah Isa Ibn Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka (Al-Mahdi): “ Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam)”. (HR Muslim & Ahmad).

“Tiba-tiba Isa sudah berada di antara mereka dan dikumandangkanlah shalat, maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat) wahai ruh Allah.” Ia menjawab:”Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu”. (HR Muslim & Ahmad).

Hal pertama yang dilakukan Nabi Isa setelah turun dari langit adalah menuaikan shalat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas. Nabi Isa akan menjadi makmum dalam shalat yang di imami oleh Imam Mahdi. Kedatangan Nabi Isa akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Setelah itu kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, kemudian kemunculan dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi, setelah dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Nabi Isa akan diturunkan dari langit untuk menumpas dajjal.

Turunnya nabi Isa ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama, ia akan bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah.

Dikisahkan setelah Isa as. selesaikan menunaikan shalat, ia berkata, “Keluarlah kamu (pasukan kaum muslimin) semua bersama kami untuk menghadapi musuh Allah, yaitu dajjal.” Lalu mereka pun keluar, kemudian Ia (Isa) dilihat oleh dajjal si laknat yang baru saja mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk dan pemimpin yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi. Begitu ‘Isa dilihat oleh dajjal, dajjal pun meleleh seperti garam yang meleleh di di air. Kemudian dajjal kabur, tetapi ia dihadang oleh Isa di pintu kota Lud di Palestina. Sekiranya Isa membiarkan saja hal ini maka dajjal akan hancur seperti garam dalam air, akan tetapi Isa berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku berhak untuk menghajar kamu dengan satu pukulan.” Lalu Isa as. menombak dan membunuhnya, maka Isa as. memperlihatkan kepada semua orang darah dajjal di tombaknya. Maka tahu dan sadarlah para pengikut dajjal dari kalangan Yahudi, bahwa dajjal bukanlah Allah. Jika benar apa yang didakwakan dajjal(dajjal mengaku sebagai tuhan) tentulah dajjal tidak akan dapat dibunuh oleh Nabi ‘Isa.

Ketika itu Nabi Isa a.s. menyeru kepada umat Kristiani untuk mengucapkan kalimat tauhid, kembali kepada jalan yang haq seperti apa yang telah disampaikannya ribuan tahun lalu sebelum agama Nasrani dirusak oleh tangan Yahudi bernama Paulus dari Tarsus.

Menurut suatu riwayat Nabi Isa, setelah turun dari langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan, sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut: “Demi yang diriku berada ditangannya, sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil, maka ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menolak upeti, melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’I, Ibn Majah dari Abi Hurairah).

Juga dkisahkan bahwa Nabi Isa akan melaksanakan haji: ”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya, sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak”.(HR Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah).
Nabi Isa a.s. akan meninggal setelah membunuh dajjal, menjadi pemimpin yang adil, dan membenarkan risallah yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW di akhir zaman. Hanya saja kita tidak mengetahui kapan dan bilamana ini semua akan terjadi, karena Yahudi Talmudian terus-menerus bekerja siang-malam untuk menyesatkan umat manusia dari jalan kebenaran dengan membuat berita-berita palsu.


*sumber : era muslim