Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Rabu, 29 Mei 2013

Who Can I Believe ?

Dalam heningnya malam, hatiku menahan rasa sakit dan perasaan was-was karena dosa yang terus menerus ku lakukan. Tak bisa ku menghindar darinya, yang ada aku jatuh di dalamnya.

Semua itu telah merenggut ketenangan jiwa dan mengusik batinku. Gerakan tubuhku kaku bahkan mudah merasakan kegelisahan, ketakutan akan azab dari-Nya . Hatiku menjerit, merasakan sesak yang amat menyikska, meminta tolong agar cepat terlepas dari rasa itu yang terus membelenggu di hati dan hanya menyisakan sebuah penyesalan hidup yang tak bisa aku lupakan sepanjang hidupku. Air mataku buncah, gerakan tubuh mulai bergetar menahan luka dan penyesalan di jiwa.

Gigi pun bergeretak, terkatuk-katuk, menggigit bibir, rasa itu tertahan. Tangisanku, luka dan penyesalanku, hanya Engkau yang tahu. Aku menangis di kesunyian malam, hening dan hanya menyisakan isak tangisku yang tertahan.

Boleh jadi mereka tak peduli, bahkan mungkin mereka tak ingin mendengar. Tak ingin tahu hal apa yang sedang mengusik batinku.

Lantas kepada siapa aku mengadu ?
Lantas untuk siapa ku tumpahkan air mataku malam ini ?

Siapa lagi kalau bukan Dia yang sangat aku percaya ?
Kepada siapa lagi kalau bukan pada-Nya aku membawa diri ini yang hina.
Kepada siapa lagi aku bertobat memohon ampunan kalau bukan pada-Nya yang Maha pemberi ampunan yang bisa membuat segalanya kembali membaik.

Inilah rintihan taubatku pada-Mu Ya Rabb.

Setiap aib, serta kekurangan yang ada pada diriku hanya Engkau yang tahu. Pemegang kunci rahasia hidupku.

Rapuhnya diri ini, setiap waktu memohon ampunan dari-Mu.

Engkau yang aku percaya.
Karena Engkau tetap mendengar saat orang lain tak peduli dan memilih menutup telinga mereka.

Engkau yang aku percaya.
Bahkan hanya Engkau yang tahu dan menjadi saksi ketika tetesan air mataku mulai membanjiri hamparan sajadahku.

Engkau selalu merengkuh jiwaku dari kesedihan dan penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar