Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Senin, 19 Agustus 2013

Makan Malam Bersama Rembulan

makan malam di bawah sinar rembulan. hanya ada aku dan rembulan saja. saling bertatapan. aku diam di depan teras rumah dengan menyangga sebuah piring yang berisikan nasi, lauk, sambal dan lalapan. menu sederhana menjadi terasa mewah dengan adanya pantulan cahaya rembulan yang membentuk bulatan yang sempurna. belum lama saja aku berduaan dengan rembulan. bapakku, tetehku, dan keponakanku ikut keluar, ingin melihat rembulan juga. apalagi keponakanku yang seketika heboh menyanyikan lagu ambilkan bulan bu. meskipun kadang lirik lagunya sering dia plesetkan menjadi ambil kaleng bumbu. bersorak-sorak, heboh sekali sampai tak peduli dengan tetangga yang terdengar sedang menonton sinetron. beberapa menit kemudian keponakanku tak hanya mengganggu kemesraanku dengan rembulan, dia sudah sembarang menyomot sebagian lalapanku diatas piring sambil tetap bernyanyi ambil kaleng bumbu, eh maksudnya ambilkan bulan bu.

‪#‎kebiasaanku‬ yg menular

Jumat, 16 Agustus 2013

Tips untuk jadi seorang penulis



      Harus memiliki sudut pandang yang special/ berbeda.
·       Harus memiliki amunisi yakni pengetahuan dari buku dan pengamatan dari lingkungan.
·       Percaya diri.

Syair Waraqah

Waraqah ketika mencium ubun-ubunmu ( Muhammad SAW ) dengan ketakziman yang tidak berbanding. Dari bibirnya terbisik syair : 

Sesungguhnya Muhammad akan menjadi pemimpin kami
Ia mengalahkan lawannya dengan hujjah
Cahaya terlihat di seantero dunia
Ia luruskan manusia yang bengkok
Orang yang memeranginya mendapatkan kerugian
Dan orang yang berdamai dengannya mendapatkan kemenangan
Duhai, seandainya aku hidup pada saat itu
Aku menyaksikannya dan aku menjadi orang yang paling beruntung
Kendati yang dibenci orang-orang Quraisy itu amat berat
Dan mereka berteriak keras di Makkah
Aku berharap dengan sesuatu yang mereka benci
Kepada pemilik Arsy, jika mereka turun dalam keadaan pincang
Samakah antara persoalan orang-orang rendah dengan yang memilih orang yang naik ke menara ?
Jika mereka masih ada, maka akan terjadi banyak persoalan
Orang-orang kafir berteriak hiruk-pikuk terhadap persoalan-persoalan tersebut.
Jika aku mati, sesungguhnya semua pemuda akan menemui takdirnya


*Novel Biografi " Muhammad : Lelaki Penggenggam Hujan " By Tasaro GK.

1/2 Cahaya Rembulan Lagi.

Menatap 1/2 cahaya rembulan di kala bumi gelap kehilangan cahaya yang kita kenal dengan cahaya listrik. Ini saatnya aku keluar rumah, menonggakkan kepala ke atas langit yang membentang luas. Cahaya rembulan menerangi sudut-sudut gang, tak membuat aku takut untuk keluar. Ini adalah momen untuk berdua saja, dimana hanya ada aku dan rembulan. Aku yang terpaku menatapnya takjub meski hanya 1/2 cahayanya saja yang dapat ku lihat, setengah sisinya memilih menyembunyikan cahayanya. Saat seperti ini aku harap engkau juga menatap rembulan yang sama. Dimana pandangan kita tertuju pada satu cahaya di atas sana. Yakinlah  kalau kita mentap rembulan yang sama. Semoga dalam cahayanya terdapat magnet yang mampu menyatukan kita di waktu yang tepat. 

Sebelum awan hitam yang kelam sempurna menutupi rembulan yang menggantung di atas langit sana. Sekumpulan awan hitam, kelam itu hanyalah sekumpulan awan yang tersesat yang seketika bisa saja memeluk cahaya itu dalam kegelapan. Aku ingin menitipkan sebuah mimpi, angan, cinta, cita dan harapanku agar kelak yang ku titipkan nampak benderang, jelas terlihat olehku dan tak ada lagi raguku untuk menjemputnya satu persatu.

*kata-kata ini aku buat semalam, ketika seluruh kampungku gelap, kehilangan sebagian penerangannya. Meski mata tak terpejam namun pandangan tetaplah gelap, tak ada satu sudut pun yang bisa terlihat di dalam rumah. Sampai aku putuskan untuk keluar rumah, berjongkok di atas terasku. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajah dan seluruh tubuhku, angin yang seketika saja bisa membuat sekujur tubuhku memias dan membekukan kelenjar kulit ari. Namun hanya satu tujuan saja aku berdiam diri di luar, ketika malam menghantarkan keheningan. Aku terpukau, melihat rembulan yang tetap gagah, setia memberikan penerangan di kegelapan dan kesesatan bumi ketika malam menjelang. Semua itu seperti menjadi obat penenang untukku, sejenak menghilangkan kegundahan yang terkait dalam hatiku. Hembusan angin yang menerpa wajah, lembut, mesra membelaiku memberikan damai.

*16 Agustus 2013

Rabu, 14 Agustus 2013

LAYANG-LAYANG 2013 :D



Saat pulang kerja, seperti biasa aku suka langsung mencari dua keponakanku yang berumur 2 dan 3 tahun. Yang 2 tahun namanya Khanza dan yang 3 tahun namanya Zahra. Keduanya lahir dari orang tua yang berbeda, ibu mereka adalah kakakku. Tingkah mereka selalu membuat aku melupakan kepenatan setelah pulang kerja, rasa lelah pun hilang seketika ketika melihat mereka sedang bermain diteras rumah. Dan saat itulah aku mulai bereaksi, datang langsung menciumi mereka, mengganggu segala keasikan mereka dan membuat mereka risih, lalu mengejar-ngejar aku sambil membawa sapu dan sesekali melempariku dengan mainannya. Hal ini yang membuat aku asik, mengajak mereka keja-kejaran layaknya Tom and Jerry. Aku yang menjelema jadi Tomnya dan kedua keponakanku itu menjelma menjadi Jerry dan keponakan Jerry, tak hapal namanya. Hehe. 
Sore itu, berbeda dengan hari-hari biasanya. Zahra tengah main rumah-rumah sendirian di teras rumah. Dia memegang sisa kankung yang sudah di potong-potong oleh uwanya. Tangannya telihat sangar memotong sayur-sayuran menjadi potongan-potongan yang amuradul, berhamburan kemana-kemana, menggunakan pisau kesayangnya, pisau mainan.
“ eh Aya, ko main sendiri si Dede kemana ? tidur ? “. Aku memutuskan untuk menghampirinya. Dede adalah panggilan untuk Khanza.
“ Dede di lumahnya, nanis “. Jawabnya, cuek asik memotong-motong kankung. Cara bicaranya memang belum terdengar jelas.
“ nangis kenapa ? di nakalin sama Aya ya ? hayooohh. Nakal. Nakal ya. “ tanyaku menyelidik. Tanganku sudah mulai iseng mencubit-cubit pipinya yang gembul.
“ iya nanis ama Aya. Dede yang natal mutul Aya, belantem aja. “ 
“ hahahaha dasar bocah. “ kembali aku mencubit pipinya, gemas terus dibuatnya. Biarkan saja biar tambah meral dan tembem pipinya hehe. 
“ uuuwwaaaaa. “ Zahra mulai terusik dengan kedatanganku yang menggangu ketenangannya bermain rumah-rumahan. Berteriak dengan suara yang melengking, memanggil uwanya yang sedang masak di dapur.
“ L, kebiasaan ngeganggu bocah lagi asik main saja. “ teriak uwanya dari arah dapur. 
Dari luar rumah aku cekikikan mendengarnya. Selalu saja asik membuat keponakanku berteriak-teriak. Menjahilinya.
Beberapa menit aku membiarkan Zahra asik melanjutkan rumah-rumahannya. Aku tinggalkan Dia dan berlalu ke kamar, mencari handuk, mandi dan shalat ashar. 
Setelah itu aku berganti pakaian dan keluar kamar. 
Pandanganku tertuju pada balon udara yang berbentuk anak harimau, mengapung-ngapung di dekat meja makan dengan di ikat batu sebagai pemberatnya. Tuiing. Munculah ide unik dari kepalaku. Dengan cepatnya aku melepaskan batu pemberat balon itu, dan sisa tali yang ada di balon itu aku sambungkan pada gelasan ( benang untuk menerbangkan layang-layang ). Balon udara itu akan langsung melayang ke udara tanpa ada pemberatnya. Aku lari-lari kecil keluar rumah, ku lihat Zahra masih tetap memainkan pisau mainannya. Aku memanggilnya. Mengajaknya mentang/pentang ( menerbangkan layang-layang ), tapi kali ini pakai balon udara. Dan aku menyebutnya layang-layang 2013. 
“ Ya, balonnya mbi pentang ya ?. “ tanyaku padanya. Dia langsung menoleh ke arahku yang sudah membawa balon anak harimaunya. 
“ boeh mbi boeh. “ jawabnya riang, gontai berlari ke arahku yang akan menerbangkan balonnya. Boeh yang artinya boleh. Jelas sekali aku senang dengan jawabannya.
Wuuuusssssshhhh. Hembusan angin berhembus perlahan, lambat laun membawa balon anak harimau itu melayang-layang di langit. Zahra sudah asik berseru ingin ikut memegang tali yang menerbangkan balonnya itu. Namun aku tak memberikannya, “ nanti terbang jauh, sudah sama mbi saja ya. “ kataku melarangnya untuk ikut memegang talinya. Zahra langsung paham dengan laranganku, mengangguk-anggukan kepalanya. Dia lebih memilih berteriak-teriak senang, takzim dengan melihat anak harimau terbang. Zahra berjingkrak-jingkrak mengikuti arah balonnya yang di hembuskan oleh angin. Aku semakin asik dan fokus menarik talinya, mengarahkan balon itu agar tidak nyangkut di pohon alpukat dekat rumah, atau nyangkut di antena tetangga.
15 menit balon itu ada di udara. 

Tak lama kemudian, tali balon itu sedikit nyangkut ke sela-sela genting rumah. Dan teeeeessssssssss, tali itu putus. Balon anak harimau terbang menjauh, sempat akan di tangkap oleh Aldi, anak tetangga yang sedang ada di loteng rumahnya. Dia berseru,“ waaahh balon siapa tuh ?. “
Aku dan Zahra langsung berlarian mengejar kemana arah balon itu di terbangkan oleh angin. Aku memanggil Aldi yang masih di atas loteng, “ Di, bukanya ditangkap.” Teriakku sedikit kesal.
“ yeeeyy orang tidak ada talinya, gimana cara tangkepnya ? loncat ? benjol dong kepalaku. Lagian balon ko di pentang, emangnya layangan. Haha. “ seru Aldi yang malah mengejekku.
“ Layang-layang 2013 Di. “ jawabku, memajukan bibirku lebih dari 5cm, mungkin.
Aldi tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawabanku, dan Zahra sudah menangis histeris melihat balonnya terbang berpuluh-puluh kilo meter sampai hilang di tutupi awan-awan senja.

Senin, 12 Agustus 2013

YES LEBARAN :D

sejak masih kecil hingga sekarang, saat hari KEMENANGAN sudah terpampang diujung mta, gema takbir berkumandang, berdentum-dentum didalam hati. ditengah malam pun selalu terbangun kemudian termenung, Alhamdulillah aku dan kta semua masih diberi kesempatan untuk menghirup udara dengan tenang disaat hari Raya. namun ketika aku masih kecil, Ya Allah betapa tidak sabarnya aku ingin mengenakan baju baru dihari dimana kita kembali fitri, dimulai lagi kehidupan dari selembar kertas kosong. aku bahkan boleh jadi kta ketika masih kecil yang selalu nakal, menolak tidur hanya untuk bermain petasan, kejar2an, memukul-mukul bedug dengan sembarangan. ketika pagi dimana aku mandi lebih pagi dari biasanya, keluar dengan memamerkn baju yang baunya menyengat khas pasar. berlarian, saling cubit2an sama teman sampai tiba para lelaki selesai shalat ied.

Ya Allah, Ya Rahim Allahumma innaka'afuwun karriim. Tuhibbul'afwa fa'fu'annaa Ya Kariim. Ya Qudus, jauhknlah kami dari sgla penyakit hati.

*8 Agustus 2013