Hujan tidak hanya mampu menyamarkan airmataku ketika Aku menangis. Namun Hujan juga mampu membuat hatiku merasakan tenang dengan suara rintikan yang jatuh dari atas langit. Hujan selalu meredamkan amarah di hatiku bahkan mampu menghapus kebencian yang meradang di hatiku. Suasana Hujan yang selalu Aku rindukan, seperti katak yang selalu riang menyambut datangnya Hujan dengan menyanyikan nyanyian hujan. Tak peduli dengan gelegar petir yang menyambar, Aku tetap mengagumi Hujan.
Senin, 19 Agustus 2013
Jumat, 16 Agustus 2013
Tips untuk jadi seorang penulis
Harus memiliki sudut pandang yang
special/ berbeda.
· Harus memiliki amunisi yakni
pengetahuan dari buku dan pengamatan dari lingkungan.
· Percaya diri.
Syair Waraqah
Waraqah ketika mencium ubun-ubunmu ( Muhammad SAW ) dengan ketakziman yang tidak berbanding. Dari bibirnya terbisik syair :
Sesungguhnya Muhammad akan menjadi pemimpin kami
Ia mengalahkan lawannya dengan hujjah
Cahaya terlihat di seantero dunia
Ia luruskan manusia yang bengkok
Orang yang memeranginya mendapatkan kerugian
Dan orang yang berdamai dengannya mendapatkan kemenangan
Duhai, seandainya aku hidup pada saat itu
Aku menyaksikannya dan aku menjadi orang yang paling beruntung
Kendati yang dibenci orang-orang Quraisy itu amat berat
Dan mereka berteriak keras di Makkah
Aku berharap dengan sesuatu yang mereka benci
Kepada pemilik Arsy, jika mereka turun dalam keadaan pincang
Samakah antara persoalan orang-orang rendah dengan yang memilih orang yang naik ke menara ?
Jika mereka masih ada, maka akan terjadi banyak persoalan
Orang-orang kafir berteriak hiruk-pikuk terhadap persoalan-persoalan tersebut.
Jika aku mati, sesungguhnya semua pemuda akan menemui takdirnya
Cahaya terlihat di seantero dunia
Ia luruskan manusia yang bengkok
Orang yang memeranginya mendapatkan kerugian
Dan orang yang berdamai dengannya mendapatkan kemenangan
Duhai, seandainya aku hidup pada saat itu
Aku menyaksikannya dan aku menjadi orang yang paling beruntung
Kendati yang dibenci orang-orang Quraisy itu amat berat
Dan mereka berteriak keras di Makkah
Aku berharap dengan sesuatu yang mereka benci
Kepada pemilik Arsy, jika mereka turun dalam keadaan pincang
Samakah antara persoalan orang-orang rendah dengan yang memilih orang yang naik ke menara ?
Jika mereka masih ada, maka akan terjadi banyak persoalan
Orang-orang kafir berteriak hiruk-pikuk terhadap persoalan-persoalan tersebut.
Jika aku mati, sesungguhnya semua pemuda akan menemui takdirnya
*Novel Biografi " Muhammad : Lelaki Penggenggam Hujan " By Tasaro GK.
1/2 Cahaya Rembulan Lagi.
Menatap 1/2 cahaya rembulan di kala bumi gelap kehilangan cahaya yang kita kenal dengan cahaya listrik. Ini saatnya aku keluar rumah, menonggakkan kepala ke atas langit yang membentang luas. Cahaya rembulan menerangi sudut-sudut gang, tak membuat aku takut untuk keluar. Ini adalah momen untuk berdua saja, dimana hanya ada aku dan rembulan. Aku yang terpaku menatapnya takjub meski hanya 1/2 cahayanya saja yang dapat ku lihat, setengah sisinya memilih menyembunyikan cahayanya. Saat seperti ini aku harap engkau juga menatap rembulan yang sama. Dimana pandangan kita tertuju pada satu cahaya di atas sana. Yakinlah kalau kita mentap rembulan yang sama. Semoga dalam cahayanya terdapat magnet yang mampu menyatukan kita di waktu yang tepat.
Sebelum awan hitam yang kelam sempurna menutupi rembulan yang menggantung di atas langit sana. Sekumpulan awan hitam, kelam itu hanyalah sekumpulan awan yang tersesat yang seketika bisa saja memeluk cahaya itu dalam kegelapan. Aku ingin menitipkan sebuah mimpi, angan, cinta, cita dan harapanku agar kelak yang ku titipkan nampak benderang, jelas terlihat olehku dan tak ada lagi raguku untuk menjemputnya satu persatu.
*kata-kata ini aku buat semalam, ketika seluruh kampungku gelap, kehilangan sebagian penerangannya. Meski mata tak terpejam namun pandangan tetaplah gelap, tak ada satu sudut pun yang bisa terlihat di dalam rumah. Sampai aku putuskan untuk keluar rumah, berjongkok di atas terasku. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajah dan seluruh tubuhku, angin yang seketika saja bisa membuat sekujur tubuhku memias dan membekukan kelenjar kulit ari. Namun hanya satu tujuan saja aku berdiam diri di luar, ketika malam menghantarkan keheningan. Aku terpukau, melihat rembulan yang tetap gagah, setia memberikan penerangan di kegelapan dan kesesatan bumi ketika malam menjelang. Semua itu seperti menjadi obat penenang untukku, sejenak menghilangkan kegundahan yang terkait dalam hatiku. Hembusan angin yang menerpa wajah, lembut, mesra membelaiku memberikan damai.
*16 Agustus 2013
Rabu, 14 Agustus 2013
LAYANG-LAYANG 2013 :D
Saat pulang kerja,
seperti biasa aku suka langsung mencari dua keponakanku yang berumur 2 dan 3
tahun. Yang 2 tahun namanya Khanza dan yang 3 tahun namanya Zahra. Keduanya
lahir dari orang tua yang berbeda, ibu mereka adalah kakakku. Tingkah mereka
selalu membuat aku melupakan kepenatan setelah pulang kerja, rasa lelah pun
hilang seketika ketika melihat mereka sedang bermain diteras rumah. Dan saat
itulah aku mulai bereaksi, datang langsung menciumi mereka, mengganggu segala
keasikan mereka dan membuat mereka risih, lalu mengejar-ngejar aku sambil
membawa sapu dan sesekali melempariku dengan mainannya. Hal ini yang membuat
aku asik, mengajak mereka keja-kejaran layaknya Tom and Jerry. Aku yang
menjelema jadi Tomnya dan kedua keponakanku itu menjelma menjadi Jerry dan
keponakan Jerry, tak hapal namanya. Hehe.
Sore itu, berbeda
dengan hari-hari biasanya. Zahra tengah main rumah-rumah sendirian di teras
rumah. Dia memegang sisa kankung yang sudah di potong-potong oleh uwanya.
Tangannya telihat sangar memotong sayur-sayuran menjadi potongan-potongan yang
amuradul, berhamburan kemana-kemana, menggunakan pisau kesayangnya, pisau
mainan.
“ eh Aya, ko main
sendiri si Dede kemana ? tidur ? “. Aku memutuskan untuk menghampirinya. Dede
adalah panggilan untuk Khanza.
“ Dede di lumahnya,
nanis “. Jawabnya, cuek asik memotong-motong kankung. Cara bicaranya memang
belum terdengar jelas.
“ nangis kenapa ? di
nakalin sama Aya ya ? hayooohh. Nakal. Nakal ya. “ tanyaku menyelidik. Tanganku
sudah mulai iseng mencubit-cubit pipinya yang gembul.
“ iya nanis ama Aya.
Dede yang natal mutul Aya, belantem aja. “
“ hahahaha dasar bocah.
“ kembali aku mencubit pipinya, gemas terus dibuatnya. Biarkan saja biar tambah
meral dan tembem pipinya hehe.
“ uuuwwaaaaa. “ Zahra
mulai terusik dengan kedatanganku yang menggangu ketenangannya bermain
rumah-rumahan. Berteriak dengan suara yang melengking, memanggil uwanya yang
sedang masak di dapur.
“ L, kebiasaan
ngeganggu bocah lagi asik main saja. “ teriak uwanya dari arah dapur.
Dari luar rumah aku
cekikikan mendengarnya. Selalu saja asik membuat keponakanku berteriak-teriak.
Menjahilinya.
Beberapa menit aku
membiarkan Zahra asik melanjutkan rumah-rumahannya. Aku tinggalkan Dia dan berlalu
ke kamar, mencari handuk, mandi dan shalat ashar.
Setelah itu aku
berganti pakaian dan keluar kamar.
Pandanganku tertuju
pada balon udara yang berbentuk anak harimau, mengapung-ngapung di dekat meja
makan dengan di ikat batu sebagai pemberatnya. Tuiing. Munculah ide unik dari
kepalaku. Dengan cepatnya aku melepaskan batu pemberat balon itu, dan sisa tali
yang ada di balon itu aku sambungkan pada gelasan ( benang untuk menerbangkan layang-layang
). Balon udara itu akan langsung melayang ke udara tanpa ada pemberatnya. Aku
lari-lari kecil keluar rumah, ku lihat Zahra masih tetap memainkan pisau
mainannya. Aku memanggilnya. Mengajaknya mentang/pentang ( menerbangkan
layang-layang ), tapi kali ini pakai balon udara. Dan aku menyebutnya
layang-layang 2013.
“ Ya, balonnya mbi
pentang ya ?. “ tanyaku padanya. Dia langsung menoleh ke arahku yang sudah
membawa balon anak harimaunya.
“ boeh mbi boeh. “
jawabnya riang, gontai berlari ke arahku yang akan menerbangkan balonnya. Boeh
yang artinya boleh. Jelas sekali aku senang dengan jawabannya.
Wuuuusssssshhhh.
Hembusan angin berhembus perlahan, lambat laun membawa balon anak harimau itu
melayang-layang di langit. Zahra sudah asik berseru ingin ikut memegang tali
yang menerbangkan balonnya itu. Namun aku tak memberikannya, “ nanti terbang
jauh, sudah sama mbi saja ya. “ kataku melarangnya untuk ikut memegang talinya.
Zahra langsung paham dengan laranganku, mengangguk-anggukan kepalanya. Dia
lebih memilih berteriak-teriak senang, takzim dengan melihat anak harimau
terbang. Zahra berjingkrak-jingkrak mengikuti arah balonnya yang di hembuskan
oleh angin. Aku semakin asik dan fokus menarik talinya, mengarahkan balon itu
agar tidak nyangkut di pohon alpukat dekat rumah, atau nyangkut di antena
tetangga.
15 menit balon itu ada
di udara.
Tak lama kemudian, tali balon itu sedikit nyangkut ke sela-sela genting rumah. Dan teeeeessssssssss, tali itu putus. Balon anak harimau terbang menjauh, sempat akan di tangkap oleh Aldi, anak tetangga yang sedang ada di loteng rumahnya. Dia berseru,“ waaahh balon siapa tuh ?. “
Tak lama kemudian, tali balon itu sedikit nyangkut ke sela-sela genting rumah. Dan teeeeessssssssss, tali itu putus. Balon anak harimau terbang menjauh, sempat akan di tangkap oleh Aldi, anak tetangga yang sedang ada di loteng rumahnya. Dia berseru,“ waaahh balon siapa tuh ?. “
Aku dan Zahra langsung
berlarian mengejar kemana arah balon itu di terbangkan oleh angin. Aku
memanggil Aldi yang masih di atas loteng, “ Di, bukanya ditangkap.” Teriakku
sedikit kesal.
“ yeeeyy orang tidak
ada talinya, gimana cara tangkepnya ? loncat ? benjol dong kepalaku. Lagian
balon ko di pentang, emangnya layangan. Haha. “ seru Aldi yang malah
mengejekku.
“ Layang-layang 2013
Di. “ jawabku, memajukan bibirku lebih dari 5cm, mungkin.
Aldi tertawa
terpingkal-pingkal mendengar jawabanku, dan Zahra sudah menangis histeris
melihat balonnya terbang berpuluh-puluh kilo meter sampai hilang di tutupi
awan-awan senja.
Senin, 12 Agustus 2013
YES LEBARAN :D
sejak
masih kecil hingga sekarang, saat hari KEMENANGAN sudah terpampang diujung
mta, gema takbir berkumandang, berdentum-dentum didalam hati. ditengah malam
pun selalu terbangun kemudian termenung, Alhamdulillah aku dan kta semua
masih diberi kesempatan untuk menghirup udara dengan tenang disaat hari
Raya. namun ketika aku masih kecil, Ya Allah betapa tidak sabarnya aku
ingin mengenakan baju baru dihari dimana kita
kembali fitri, dimulai lagi kehidupan dari selembar kertas kosong. aku
bahkan boleh jadi kta ketika masih kecil yang selalu nakal, menolak tidur
hanya untuk bermain petasan, kejar2an, memukul-mukul bedug dengan
sembarangan. ketika pagi dimana aku mandi lebih pagi dari biasanya, keluar dengan
memamerkn baju yang baunya menyengat khas pasar. berlarian, saling
cubit2an sama teman sampai tiba para lelaki selesai shalat ied.
Ya Allah, Ya Rahim Allahumma innaka'afuwun karriim. Tuhibbul'afwa fa'fu'annaa Ya Kariim. Ya Qudus, jauhknlah kami dari sgla penyakit hati.
*8 Agustus 2013
Ya Allah, Ya Rahim Allahumma innaka'afuwun karriim. Tuhibbul'afwa fa'fu'annaa Ya Kariim. Ya Qudus, jauhknlah kami dari sgla penyakit hati.
*8 Agustus 2013
Langganan:
Postingan (Atom)