Menatap 1/2 cahaya rembulan di kala bumi gelap kehilangan cahaya yang kita kenal dengan cahaya listrik. Ini saatnya aku keluar rumah, menonggakkan kepala ke atas langit yang membentang luas. Cahaya rembulan menerangi sudut-sudut gang, tak membuat aku takut untuk keluar. Ini adalah momen untuk berdua saja, dimana hanya ada aku dan rembulan. Aku yang terpaku menatapnya takjub meski hanya 1/2 cahayanya saja yang dapat ku lihat, setengah sisinya memilih menyembunyikan cahayanya. Saat seperti ini aku harap engkau juga menatap rembulan yang sama. Dimana pandangan kita tertuju pada satu cahaya di atas sana. Yakinlah kalau kita mentap rembulan yang sama. Semoga dalam cahayanya terdapat magnet yang mampu menyatukan kita di waktu yang tepat.
Sebelum awan hitam yang kelam sempurna menutupi rembulan yang menggantung di atas langit sana. Sekumpulan awan hitam, kelam itu hanyalah sekumpulan awan yang tersesat yang seketika bisa saja memeluk cahaya itu dalam kegelapan. Aku ingin menitipkan sebuah mimpi, angan, cinta, cita dan harapanku agar kelak yang ku titipkan nampak benderang, jelas terlihat olehku dan tak ada lagi raguku untuk menjemputnya satu persatu.
*kata-kata ini aku buat semalam, ketika seluruh kampungku gelap, kehilangan sebagian penerangannya. Meski mata tak terpejam namun pandangan tetaplah gelap, tak ada satu sudut pun yang bisa terlihat di dalam rumah. Sampai aku putuskan untuk keluar rumah, berjongkok di atas terasku. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajah dan seluruh tubuhku, angin yang seketika saja bisa membuat sekujur tubuhku memias dan membekukan kelenjar kulit ari. Namun hanya satu tujuan saja aku berdiam diri di luar, ketika malam menghantarkan keheningan. Aku terpukau, melihat rembulan yang tetap gagah, setia memberikan penerangan di kegelapan dan kesesatan bumi ketika malam menjelang. Semua itu seperti menjadi obat penenang untukku, sejenak menghilangkan kegundahan yang terkait dalam hatiku. Hembusan angin yang menerpa wajah, lembut, mesra membelaiku memberikan damai.
*16 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar