Kamu adalah apa yang tak ku temui
Tapi kamu adalah yang ku cari
Kamu adalah apa yang tak ku lihat
Tapi kamu adalah yang tertambat
Kamu adalah apa yang tak ku anggap
Tapi kamu adalah yang ku harap
Kamu adalah apa yang tak kunjung nyata
Tapi kamu adalah kata dalam setiap doa
Hujan tidak hanya mampu menyamarkan airmataku ketika Aku menangis. Namun Hujan juga mampu membuat hatiku merasakan tenang dengan suara rintikan yang jatuh dari atas langit. Hujan selalu meredamkan amarah di hatiku bahkan mampu menghapus kebencian yang meradang di hatiku. Suasana Hujan yang selalu Aku rindukan, seperti katak yang selalu riang menyambut datangnya Hujan dengan menyanyikan nyanyian hujan. Tak peduli dengan gelegar petir yang menyambar, Aku tetap mengagumi Hujan.
Senin, 10 November 2014
MAKNA TULISAN
Aku memberikan satu nyawa pada sebuah tulisan
Agar ia menemukan Tuan
Aku memberikan satu hati pada sebuah tulisan
Agar ia menyatu dengan Tuan
Aku memberikan satu arti pada sebuah tulisan
Agar ia mengerti pada Tuan
Agar ia menemukan Tuan
Aku memberikan satu hati pada sebuah tulisan
Agar ia menyatu dengan Tuan
Aku memberikan satu arti pada sebuah tulisan
Agar ia mengerti pada Tuan
SISI KEBENCIAN
Aku tak punya pilihan
Aku tidak boleh membencimu
Aku hanya diberi hak untuk membenci prilakumu
Aku geram, menatap penuh dendam
Aliran darah memburu untuk membunuh
Kebencian tak juga memberikan pengertian
Emosi bak seekor Singa yang lapar
Mengapa kau selalu menjadi api yang membakar?
Aku ingin membunuh diriku
Sebelum Tuhan menghinakanku
Karena sebuah kebencian
Aku ingin sebuah pengertian
Angin malam semakin menyesakkan
Tak bisakah kau berbicara dengan nada yang tidak menantang?
Agar yang kita perbincangkan tidak menjadi perdebatan
Bisakah kata-katamu memberikan sedikit ketenangan?
Sedikit saja
Agar aku paham
Agar aku tak menyesal
Menyayangimu bukanlah sebuah kesalahan...
Aku tidak boleh membencimu
Aku hanya diberi hak untuk membenci prilakumu
Aku geram, menatap penuh dendam
Aliran darah memburu untuk membunuh
Kebencian tak juga memberikan pengertian
Emosi bak seekor Singa yang lapar
Mengapa kau selalu menjadi api yang membakar?
Aku ingin membunuh diriku
Sebelum Tuhan menghinakanku
Karena sebuah kebencian
Aku ingin sebuah pengertian
Angin malam semakin menyesakkan
Tak bisakah kau berbicara dengan nada yang tidak menantang?
Agar yang kita perbincangkan tidak menjadi perdebatan
Bisakah kata-katamu memberikan sedikit ketenangan?
Sedikit saja
Agar aku paham
Agar aku tak menyesal
Menyayangimu bukanlah sebuah kesalahan...
SAJAK UNTUKMU, UNTUKKU
Hidupku damai seperti tanpa beban
Itu yang selalu kamu katakan
Karena raut wajahku tak nampak membenamkan senyuman
Itu yang sering kamu sebut kekuatan
Perlu kamu tahu
Semua itu untukmu, untukku
Meskipun hanya itu yang bisa kamu lihat
Bukan berarti aku tak merasakan kesedihan, bukan?
Mengertilah...
Ini untukmu, untukku...
Bahkan Tuhan tidak menghapus hakku untuk bersedih dan tergugu dalam sebuah tangisan
Itu yang selalu kamu katakan
Karena raut wajahku tak nampak membenamkan senyuman
Itu yang sering kamu sebut kekuatan
Perlu kamu tahu
Semua itu untukmu, untukku
Meskipun hanya itu yang bisa kamu lihat
Bukan berarti aku tak merasakan kesedihan, bukan?
Mengertilah...
Ini untukmu, untukku...
Bahkan Tuhan tidak menghapus hakku untuk bersedih dan tergugu dalam sebuah tangisan
My Teory
Orang bisa berubah karena seseorang, suatu kejadian, tuntutan, pemaksaan, pemikiran, dan kesadaran diri sendiri. Dan kesadaran diri sendirilah yang tak akan membuat kau merasa rugi di kemudian hari.
My Teory
Akan ada masanya dunia membawamu pada titik jenuh. Dimana kamu merasa dunia itu tidak adil dan sangat membosankan.
No Games No Players
Udah gak bakalan ngadopsi permainan di ponsel maupun di laptop. Alhamdulilah, masa kecilku terlampau kenyang sama mainan dan permainan, mulai dari Nintendon, PS, mobil2an, lego, main kartu, monopoli, gambaran, gangsing, yoyo, layangan, kaleci/kelereng, catur, bulu tangkis, basket, kerambol, ular tangga, bandring/ketapel, petak umpet, peuletokan (semacam sumplit, cuma pelurunya pakai kertas/koran basah), bola bendol (permainan bola karung/bola tenis yang digelindingkan ke arah tumpukkan serpihan genting), tajos (hadiah ciki), sepedahan, berpetualang dan masih banyak lagi. Eh, hampir semuanya permainan cowok ya? He... xp *Masa kecilku emang dihabiskan untuk bermain. Badung/nakal. Hihi Aku yakin disini ada yang ingat betapa WOWnya masa kecilku, yang pernah mendapat julukan Ujang dan Abah ini. ヽ(*´∀`)ノ
Efek terpenting dari semua permainan diatas mengarah ke masalah hati/perasaan. Aku gak mau main2 dengannya, dan gak akan membuka pintunya, bahkan untuk orang yang sekedar ingin bermain saja. :)
#Catatan Lama
Efek terpenting dari semua permainan diatas mengarah ke masalah hati/perasaan. Aku gak mau main2 dengannya, dan gak akan membuka pintunya, bahkan untuk orang yang sekedar ingin bermain saja. :)
#Catatan Lama
Minggu, 09 November 2014
Kau
Kau tetaplah Hujan
Dan petir adalah kenangan yang paling menyakitkan
Kau tetaplah Hujan
Dan hanya petirlah yang harus kau lupakan
Dan petir adalah kenangan yang paling menyakitkan
Kau tetaplah Hujan
Dan hanya petirlah yang harus kau lupakan
Selasa, 15 Juli 2014
TESTIMONI MATA KEDUA OLEH L ELIH MARLIAH
Entah
ini yang keberapa kalinya aku membaca novel yang mengisahkan tentang kehidupan penulisnya
sendiri, dari masa gelap hingga masa terangnya. Yang dirangkum baik dalam
tulisan bergenre fiksi maupun nonfiksi. Pasti didalamnya mengandung unsur
motivasi, dan aku selalu suka. Tak heran kalau aku bisa merampungkan novel
biografi dalam satu hari. Tergantung apakah cerita tentang kehidupan penulis
itu menarik atau tidak. Dan novel Mata Kedua yang di tulis sama Ka Ramatditya
Adikara ini termasuk dalam novel yang paling menarik yang pernah aku baca.
Dilihat dari jalan ceritanya yang original, penuh dengan twist
(Kejadian-kejadian yang tidak disangka-sangka/tidak dapat diduga oleh si
pembaca), tentang persahabatan yang benar-benar PERSAHABATAN tanpa memandang
seseorang itu siapa? Berasal dari mana? Apakah fisiknya sempurna atau tidak?
Apakah cantik atau jelek? Pintar atau bodoh? Si penulis seperti punya tujuan
untuk membunuh semua rasa diskriminasi tersebut, dan ia sungguh sangat, sangat berhasil,
melahirkan cerita persahatan yang indah dengan disisipi kisah cinta yang
mengugah. Menginspirasi tetapi tidak menggurui. Cocok dibaca oleh anak-anak
muda, remaja tepatnya. Dan ada yang paling, paling membuat aku suka dan tertarik
dengan novel ini. Ya, didalam cerita didominasi sama bahasan games-games yang
dulu, duluuu banget aku pernah mainin, seperti Nintendo misalnya dan masih
banyak lagi bahasan tentang games-games yang lainnya, yang menarik kembali
ingatanku pada masa lalu, pada masa dimana aku gemar sekali memainkan games.
Meski, meskipun aku perempuan aku doyan main games. Seperti Rara si cewek
genius didalam cerita.
Ramaditya
Adikara adalah seorang tunanetra yang banyak sekali memiliki mimpi. Dan
mimpi-mimpinya itu lahir dari hobinya memainkan games. Dia memang tunanetra, tetapi
Dia pintar, teramat pintar malah. Dia memiliki kemampuan yang sangat luar
biasa, saat bermain game sering meraih skor tertinggi dari teman-temannya,
sehingga membuat semua teman-temannya terheran-heran, bagaimana mungkin,
seorang tunanetra bisa main games? Apakah itu lelucon? Tidak hanya itu, banyak
sekali hal-hal yang mengejutkan lainnya yang dilakukan oleh seorang tunanetra
yang tak bisa terbayangkan sebelumnya.
Semua
itu berawal ketika Rama, begitulah panggilan kecilnya. Dia masuk SMA 67 yang
menjadi SMA favorit yang ada di Jakarta. Hal ini menjadi awal mula Tuhan merangkai
indah kehidupan Rama ketika ia remaja. Rama yang tidak bisa melihat mendapatkan
banyak cobaan dari lingkungan sekolahnya yang tidak seperti ia belajar di SLB
(Sekolah Luar Biasa). Sulit sekali menyesuaikan dirinya dengan murid-murid yang
menganggapnya aneh, malah ada salah seorang yang mencibirnya dengan pedas,’Dia
itu butakan? Kenapa tidak sekolah dengan teman-temanmu yang sama denganmu, di
SLB. Merepotkan saja.’ Dan berbagai macam cibiran super pedas lainnya, yang
memiliki level yang terus meningkat.
Hingga
penulis akhirnya memunculkan beberapa malaikat untuk menolongnya. Pertama
ketika Rama nabrak gerbang sekolah, dan kejadian itu mempertemukan dengan Rara.
Seseorang yang akan memberikan cahayanya untuk Rama. Kemudian pertemuan dengan
Elis, Ardan, Dodo, Niki, Rhismal dan teman-temannya yang lain. Hari-hari Rama
menjadi penuh dengan cahaya dari orang-orang yang disayangnya dan
menyayanginya. Yang siap sedia melayaninya dalam suka maupun duka.
Saat
level persahabatan inilah yang membuat aku enggan berhenti membaca, dan dengan
buas terus membuka setiap lembarannya. Merekalah orang-orang yang selalu
membantu Rama ketika Dia mengalami kesusahan hingga menghadapi orng-orang yang
terus mnggunjingnya tanpa henti. Seorang gadis yang begitu benci dengan Rama,
terus mengejainya yang tak lain adalah Cindy and The Geng. Dan tak lupa, Pak
Soemanto, guru Bahasa Indonesia yang secara blak-blakkan mengaku merasa
direpotkan, karena harus mengajar anak tunanetra seperti Rama. Itu berarti
beliau harus ektra sabar saat menjelaskan mata pelajarannya.
Dan
saat level percintaannya, hal yang paling menarik. Percintaan ala-ala gamer,
antara Rama dan Rara. Kisah cinta anak muda yang tidak merusak diri mereka.
Mengerti bagaimana mengelola rasa cintanya, membiarkannya tumbuh, hingga nanti
dipetik saat waktunya sudah tepat. Ada rasa sejuk dihati ketika hinggap pada
level ini.
Novel
ini merupakan novel yang bagus, membuat batin kita terjotos hingga sadar. Bahwa
keterbatasan yang dimiliki seseorang bukan berarti sebagai penghalang untuk
mencapai keberhasilannya, boleh jadi itu kelebihan, jika hati selalu disirami
air kesyukuran. Novel ini juga menjadi sekup yang besar untuk mengeruk semua
yang menghalangi mata penglihatan dan mata hati kita, agar selalu bersyukur
kepada-Nya. Dan menjaga dengan baik tubuh yang kita pinjam dari-Nya. Semua
ciptaan-Nya tidak ada kegagalan, dan tidak diciptakan untuk gagal. Kita yang
memiliki anggota tubuh yang lengkap, seharusnya harus lebih, lebih lagi.
Sungguh,
ulasanku tentang novel ini karena kekagumannku akan jalan ceritanya...
writer...motivator.
SENJA, POTRET MASA LALU KITA
Warna
emas yang menghiasi langit sore hari
Memutarkan kembali fragmen yang tlah usang
Memutarkan kembali fragmen yang tlah usang
Sebuah
foto yang merekam kejadian lampau
Menguning, lembab terlahap jaman
Hingga tersadar
Kebersamaan kita yang berakhir di ujung senja
Menguning, lembab terlahap jaman
Hingga tersadar
Kebersamaan kita yang berakhir di ujung senja
SAMPUL BUKU YANG TERLIPAT
Ku jaga
benda yang tertera namamu di sana
Benda
itu menjadi barang yang berharga
Lantaran
ada kisahmu di dalamnya
Tentang
suka dan dukamu menjaring aksara
Sudah
lama diam-diam aku membaca apa yang ada pada dirimu
Cerita cinta
yang menyinari sajak-sajak indahmu
Tak
jarang aku pun ikut berseru
Sembari
tersenyum bersulam malu dan ragu
Ku bawa
kisahmu itu berjalan di atas takdirku
Ku
harap engkau pun tahu maksud hatiku
Melihat
bagaimana mawar merekah
Bagaimana
rona pipiku bersemu merah
Terlanjur
senang dan terlena aku pada kisahmu
Yang
berkombinasi haru, seru dan lucu
Kamu
memang pandai berkisah mampu meramunya menjadi kisah yang seru
Menyeduhnya
menjadi semanis kopi expreso bercampur madu
Pagi
tadi! Sebuah pertanda mencoba berbicara padaku
Namamu
dalam sampul buku itu terlipat
Membekas
garis yang berkerut
Dan
saat itu pun hatiku ikut berkerut
Sampul buku
yang terlipat itu mengungkap tabir baru tentangmu
Yang ku
tahu dan dapat ku cerna dengan segenap rasa haru
Aku
harus segera melipat namamu dari hatiku
Ya...
Kau pamit pergi, memulai kisah barumu dengan tinta baru
Tinta
hidupku tidak tertulis dengan kisahmu
Ku
lipat hatiku sesegera mungkin
Agar
mudah ku temui halaman baru
Untuk
kisahku, yang akan tertera namaku di sampul buku
SAJAK KEBEKUAN DAN TAKDIR TUHAN!
Dipeluknya tubuhku oleh kebekuan langit yang temaram tanpa bintang
Dan aku
pun sempurna merenung sendirian, bercengrama dengan kebisuan
Burung
hantu juga enggan berkeliaran mereka memilih bertengker pada ranting
Bola matanya
yang bulat mengerjap-ngerjap, melihat tajam kearahku yang berteman kesunyian
Menyedihkan
memang! Tuhan pun bahkan mendiamkan
Namun
seketika Dia membisikkan,’aku tak pernah sendirian.’
Butiran
pasir yang menempel pada sela-sela sepatuku bisa menjadi teman
Atau
menjadi sebuah sajak kesederhanaan
Dan aku
senang, ketika Tuhan menakdirkanku berteman dengan alam
Semua
rasa kesendirian, kata-kataku yang tak ingin mereka dengar dan mereka campakkan
Aku
bisa luapkan menjadi tulisan
Dari
sini aku mulai merasakan kebahagian, menggerus kesengsaraan
Betapa
bahagianya aku dianungerahkan menjadi seorang penulis dengan senjata imaji
liarnya
Kini
aku bisa mencairkan suasana beku menjadi tulisan
Menerjemahkan
aksara Tuhan dan mendengarkan bisikan-Nya
Tak
lagi membeku, meresa terasingkan di bumi Tuhan
RENGKUHLAH AKU DENGAN HIDAYAH-MU
Saat
tiba pada perjalanan hidup yang gelap
Aku
mencari-cari seberkas cahaya-Mu dalam senyap
Mulut
terus berucap tak kehilangan harap
Mata
berlinang tak kuasa mengerjap
Rengkuhlah
aku dengan hidayah-Mu
Hatiku kian
mengering tanpa kasih-Mu
Semakin
ku tersesat tanpa petunjuk-Mu
Sengsara
ku hampa tanpa cinta-Mu
Tubuh
ini mengigil ketakutan
Seringnya
diri ini melakukan kesalahan
Tertawa sejenak terlena dalam kebahagiaan
Tidak
sadar Engkau terlupakan
Dalam
bahagia Engkau ku campakan
Dalam
derita Engkau yang ku harapkan
Dalam
cerita Engkau ku alpakan
Dalam
luka Engkau yang menguatkan
Rengkuhlah
aku dengan hidayah-Mu
Ketuklah
pintu hati ku dengan kelembutan-Mu
Sadarkan
diriku ketika lalai dalam mengingat-Mu
Bahagia
dan dukaku adalah ketentuan-Mu
Rengkuhlah
aku dengan hidayah-Mu
Karena
hidup tentang mengendarai waktu
Berlomba-lomba
demi menggapai Surga-Mu
Agar
terhindar dari azab Neraka-Mu
Rengkuhlah
aku dengan hidayah-Mu
Terangi
aku dengan cahaya-Mu
Rengkuhlah
aku dengan hidayah-Mu
Berkatilah
hidupku dengan kasih-Mu
Langganan:
Postingan (Atom)