Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Selasa, 15 Juli 2014

SAJAK KEBEKUAN DAN TAKDIR TUHAN!




Dipeluknya tubuhku oleh kebekuan langit yang temaram tanpa bintang
Dan aku pun sempurna merenung sendirian, bercengrama dengan kebisuan
Burung hantu juga enggan berkeliaran mereka memilih bertengker pada ranting
Bola matanya yang bulat mengerjap-ngerjap, melihat tajam kearahku yang berteman kesunyian

Menyedihkan memang! Tuhan pun bahkan mendiamkan
Namun seketika Dia membisikkan,’aku tak pernah sendirian.’
Butiran pasir yang menempel pada sela-sela sepatuku bisa menjadi teman
Atau menjadi sebuah sajak kesederhanaan

Dan aku senang, ketika Tuhan menakdirkanku berteman dengan alam
Semua rasa kesendirian, kata-kataku yang tak ingin mereka dengar dan mereka campakkan
Aku bisa luapkan menjadi tulisan
Dari sini aku mulai merasakan kebahagian, menggerus kesengsaraan

Betapa bahagianya aku dianungerahkan menjadi seorang penulis dengan senjata imaji liarnya
Kini aku bisa mencairkan suasana beku menjadi tulisan
Menerjemahkan aksara Tuhan dan mendengarkan bisikan-Nya
Tak lagi membeku, meresa terasingkan di bumi Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar