Duhai, hujan dengan mudah bisa menghilangkan debu dengan
tetesan airnya
Tapi mengapa aku tak bisa menghilangkan bayangannya sekeras
apapun usahaku untuk melupakannya ?
Duhai, hujan indah ketika datang secara bersama-sama
Tapi mengapa indah kita bersama hanya ada dalam fatamorgana
?
Duhai, hujan yang setiap tetesan airnya sangat berirama,
bersenandung lagu cinta
Tapi mengapa kisah kita begitu saja tanpa nada, atau yang
terdengar hanya senandung lagu duka ?
Duhai, hujan luruh menumbuhkan tunas-tunas bunga
Tapi mengapa luruhnya hatiku tak juga membuat dia
menumbuhkan tunas cinta ?
Duhai, hujan yang berjodoh dengan awan membentuk siklus
sepanjang masa
Tapi mengapa dia tak kunjung aku dapatkan membuat siklusku
tak berujung sempurna ?
Duhai, hujan dengan
mudah bisa menghilangkan debu dengan tetesan airnya
Tapi mengapa aku tak bisa menghilangkan bayangannya sekeras
apapun usahaku untuk melupakannya ?
Hahahahahhahahahah... Lebay beeuuddd, wajar saja aku penulis
fiksi romance yang suka dengan majas yang hiperbola. Hahahaha. Aaaahhh,
kepenulisanku memang terpengaruh dari penulis favoritku DTL wkwkwkwk... semua
sajak lebayku turunan dari sana. Hihihihihi. Sudah mentok ah, nanti di lanjut.
Duuhh, kenapa yang jadinya sebuah sajak ? padahal naksah novelku masih di
anggurkan. -_-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar