Seperti
penyakit yang cepat menular, kemacetan kini tak hanya di ibu kota jakarta atau
di kota-kota besar lainnya. Melainkan sudah merambat ke kota yang jarang
terkena macet. Sekarang kota ku pun setiap hari tak pernah absen, paling jadi
tranding topic adalah MACET. Kota Bogor bagian selatan ( bener kan bogor
selatan ? hihi meragukan ) tepatnya, dulu dari arah cigombong sampai ciawi bisa
sampai setengah jam, tapi sekarang bisa sampai 2 jam atau bahkan lebih. Saat
ini kemacetan menjadi masalah besar di kota Bogor. Bagaimana tidak ? kemacetan
ini merambah hingga jalan Tol, Jalan Pelabuhan, hingga jalanan tikus pun
terkena MACET karena banyak kendaraan yang memilih jalan alternatif, seperti
jalan perkampungan atau desa. Hal ini menimbulkan kerugian besar, bagi pekerja,
anak sekolah, pebisnis, mengalami kerugian waktu yang sangat berharga. Tak
banyak dari mereka memilih memutar kembali kendaraan mereka ke rumah, tak jadi
berangkat atau bahkan malas-malasan, karena memang ketika melihat atau
mendengar jalanan sedang macet suka bikin malas. Bagi para supir angkutan umum
juga mengalami kerugian karena kehilangan penumpang mereka yang memilih cara
praktis dengan naik motor atau ojeg yang bisa selip sana-selip sini ketika
macet. Aku juga kadang memilih kategori praktis ( itu juga kalau ada uang ding
:D karena semua angkutan umum bahkan tukang ojeg sekali pun, ketika MACET
mereka akan menaruh tarif yang tinggi. Menyebalkan memang, tapi ya mau
bagaimana lagi ? asal sampai tujuan, kadang mahal pun tetap mau. Satu kali
jalan cigombong-ciawi bisa sampai 100.000 padahal biasanya juga kalau naik
angkutan umum misalnya irit hanya 4.000 atau 5.000 bisa naik menjadi 10.000
ketika MACET SANGAT. )
Sudah
hampir 3 bulan terakhir, kemacetan di Kota Bogor belum juga berakhir. Pemicunya
adalah 2 jembatan besar yang sering di lewati sedang ada perbaikan. Jembatan
pertama yaitu jembatan Cimande, yang sampai sekarang di perbaiki untuk
melebarkan jalan. Nah jalanan yang kedua yaitu jembatan caringin. Kalau
jembatan yang satu ini tidak ada planing untuk perbaikan, tapi karena ada suatu
kecelakaan, ketika sungai yang berada tepat di bawah jembatan itu mengalami
longsor, jadilah kedua jembatan yang lumayan dekat dengan jarak beberapa mil
itu di perbaiki. Yang satu memang di rencanakan, dan yang satu lagi adalah
musibah. Hal ini mengakibatkan kemacetan lumpuh setiap harinya.
Dan
malam ini sedang terjadi kemacetan parah juga. Sangat menyebalkan bagi yang
pulang kerja malam seperti aku, sudah mengantuk di tambah macet parah, wah yang
pasti bikin mood menciut dan malas. Baru turun dari gerbang saja, sudah
terlihat mobil-mobil yang berukuran besar sudah pada membebek beku di jalanan.
Aku hanya bisa menghela nafas yang berat melihatnya dan memutusan untuk
mengirim sms agar di jemput di tempat kerja. Dari pada sia-sia saja nunggu
angkutan umum sampai berjam-jam tidak bakalan ada. Karena jalanan pun sudah di
dominasi sama mobil-mobil Aqua, mobil box, bus-bus pariwisata, mobil derek, dan
tak jarang juga mobil pribadi pun ada yang ikut mengantri.
Setelah
menunggu beberapa menit di gerbang tempat kerja, jemputan aku sudah tiba. Saat
baru beberapa meter jalan dengan menyalip-nyalip diantara mobil-mobil besar,
ternyata ada penyebab yang lebih buruk lagi yang mengakibatkan kemacetan malam
ini. Itu karena supir mobil-mobil besar pada kemping di tengah jalan, bagaimana
mungkin mobil-mobil mereka dibiarkan begitu saja mereka diamkan, sedangkan
mereka ada yang tidur hingga mendengkur, bersantai jalan-jalan di atas trotoar,
berselimut sarung dengan menyeruput secangkir kopi ditambah sebungkus kacang
rebus yang hangat. Aku dan jemputanku ketawa-ketawa saja saat menggebrak-gebrak
pintu mobil besar yang tidak maju-maju karena ketiduran, padahal jarak renggang
jalannya sudah jauh. Tak kasian apa sama mobil belakangnya yang mau mepet tidak
bisa, apalagi yang belakang tidak tahu menahu kenapa jalanan lumpuh tidak
maju-maju. Tahu-tahu supir depannya pada ngiler. -_-
*Lain kali kalau mau kemping jangan di jalanan, mengganggu
pengguna jalan saja hehe J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar