“ Pada suatu hari
hiduplah seorang nenek tua. Dia tinggal di sebuah hutan terlarang yang ada di
Desa Kelud. Hutan itu sangat di takuti oleh penduduk desa, tak ada satu pun
penduduk desa yang berani pergi kesana terkecuali nenek tua itu. konon hutan
tersebut di huni oleh makhluk-makhluk aneh. Makhluk tersebut menggunakan jubah
hitam, memiliki telinga yang panjang, hidung yang mancung, rambut yang gimbal,
matanya merah dan memiliki kekuatan magic. Dahulu kala mereka suka menyerang
penduduk desa, menyiksa mereka semua. Mereka mengambil anak kecil laki-laki
setiap tahunnya. Hal itu berlangsung hingga 20 tahun lamanya. Penduduk desa pun
tak bisa berbuat apa-apa, mereka pasrah jika nanti giliran anak laki-laki
mereka yang akan di bawa makhluk aneh itu.
Setiap hari itu tiba.
penduduk desa di sana selalu menyembunyikan anak laki-laki mereka. Dari yang
masih bayi sampai yang umurnya 4-8 tahun.
Makhluk itu datang tak hanya sendirian. Dia di
temani teman-temannya yang memiliki ciri dan bentuk fisik yang sama. Mereka
juga membawa hewan-hewan aneh, seperti kucing hitam bermata merah dan berbulu
seperti harimau, ada anjing yang memiliki postur tubuh yang besar sebesar
beruang, dan ada juga kambing hitam yang berjalan dengan kedua kakinya yang
seperti manusia miliki dan postur tubuhnya pun setengah kambing setengah lagi
manusia. Kambing itu memiliki 6 mata di kepalanya.
“ Kyyaaaaaa “ teriakan
peduduk desa yang ketakutan hendak berlarian mencari tempat persembunyian.
“ Boijaa kya hujjo
ijjame korusi, balajj mma daimjo kkapa “ salah satu dari mereka berbicara
dengan temannya menggunakan bahasa yang penduduk desa tidak mengerti.
Kemudian temannya itu
mengeluarkan sesuatu dari saku kirinya. Itu adalah sebuah cairan berwarna ungu
yang ada di dalam botol. Entah itu cairan apa.
Saat itu hampir semua
penduduk desa sudah bersembunyi di tempat persembunyian mereka. Makhluk itu
menyebar ke seluruh penjuru desa dengan membawa cairan yang ada di dalam botol
itu. Penduduk desa yang mengintip dari kejauhan merasa ketakutan, seluruh
tubuhnya bergetar tak bisa ia gerakkan. Keringat dinginnya sudah mulai mengucur
dengan deras. Salah satu makhluk itu sudah dekat dengan posisi Dia yang
bersembunyi di bawah kolong sebuah jamban tempat pembuangan hajat.
Sisa beberapa langkah
lagi makhluk itu tiba di tempat persembunyian salah satu dari penduduk desa
itu. Terdengar suara keributan di tempat mereka tiba di Desa Kelud. Sontak
semua makhluk yang sedang berjalan-jalan mencari tempat persembunyian itu
berlarian ke arah suara teriakan tersebut.
Ternyata ada seorang ibu yang berani melawan
makhluk-makhluk tersebut, Ibu itu marah dan memukul salah satu dari mereka
menggunakan palu. Seketika makhluk tersebut meringis kesakitan, makhluk itu pun
marah, menggerang kesakitan.
“ aaaarrrgggghhhh.
Rrrrrrrrrrrr. Ono pionki kasipa caaaaa “
Dia marah, mengeluarkan
bahasa yang asing lagi. Dari mulutnya keluar air liur berwarna merah dan
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Anak ibu tersebut sudah ada di tangan makhluk-makhluk
itu. Makhluk itu mencengram mangsanya dengan sangat kuat.
“ ppasika pionki ajjap
simaaro jja kinaa “
Seketika awan di desa
itu berubah menjadi gelap. Semua penduduk desa pun berhambur berlarian, mencari
tempat sembunyi. Seorang ibu yang tadi memukul makhluk tersebut di seret di
bawah tanah. Lalu makhluk itu membantingnya ke sebuah wadah yang menyerupai
mangkuk besar. Ibu tersebut menjerit, menahan rasa sakit ketika ia di banting
begitu keras. Makhluk-makhluk itu bersorak kegirangan, seperti mendapatkan
mangsa yang akan di siksa habis-habisan.
“ Makhluk aneh,
kembalikan anakku “ teriak ibu itu sambil menahan tangis dan menahan rasa takut
kepada makhluk itu. Demi anaknya Dia rela tersiksa dan mencoba menekan semua
ketakutannya.
“ ppashap jkyaaso
muroon jja ine mukko. Ciiuuhh “ makhluk itu kesal dengan perlawanan ibu
tersebut. Dia meludahi Ibu tersebut tepat kena mukanya yang pias. Ibu tersebut
meringis, memasang wajah yang amat benci kepada makhluk-makhluk aneh itu.
Terutama kepada makhluk yang telah meludahinya itu.
Sebelumnya belum ada
satu pun penduduk Desa Kelud yang berani melawan makhluk-makhluk itu.
“ jaaaaaa. Biraasoi
ijjap ssajaja iroo. Kukudda, ku, ku, jamshio hammppusstt caaaa “. Glegar, suara
petir menyambar pohon pinus, lalu pohon itu terbakar.
Penduduk desa semakin
panik. Karena langit yang gelap tak bisa membuat mereka melihat dengan jelas,
yang mereka lihat hanya kilatan petir yang menyambar pohon pinus itu.
Kini langit mulai
terang seperti semula. Makhluk-makhluk itu hilang sekika. Mereka hanya
meninggalkan seorang wanita yang buruk rupa, hampir seluruh tubuhnya melepuh
dan bernanah. Dan wanita itu ternyata seorang ibu yang tadi di masukan ke dalam
mangkuk besar. Ibu tersebut telah
meninggal dunia.
Penduduk desa sangat geram,
sekaligus ketakutan dan mulai berputus asa. Saat mereka menguburkan jasad
seorang ibu tersebut. Ada seorang anak muda yang tiba-tiba berteriak, dia
berkata kalau Dia punya sebuah ide untuk melawan makhluk-makhluk tersebut.
Penduduk desa pun berkumpul dan mendengarkan sebuah rencana yang di usulkan
oleh pemuda tersebut.
“ Bagaimana kalau kita
tipu makhluk bedebah itu, kita dandani gadis kecil persis menyerupai anak
laki-laki. Kita serahkan Dia pada mereka “ kata pemuda itu.
Seluruh penduduk desa
riuh saling berkata ini itu, seketika itu suasana penguburan pun ramai dengan
suara-suara teriakan seluruh penduduk desa yang hadir dalam acara pemakaman.
Ada yang setuju dengan
rencana itu tapi juga ada yang menentangnya.
“ Itu tidak mungkin
anak muda, makhluk itu sakti. Bisa saja mereka mengetahui dengan mudah anak
kecil yang akan mereka bawa itu adalah seorang gadis kecil. “ jawab seorang pak
tua yang tidak setuju dengan rencana pemuda itu.
Seluruh penduduk desa
kembali riuh dan mengangguk-anggukkan kepala mereka, menyetujui pendapat pak
tua itu di banding dengan rencana pemuda itu.
“ mereka itu bodoh.
Mereka tak akan tahu rencana kita. Aku yakin itu. jika rencanaku tidak
berhasil, kalian boleh membunuh Aku atau Aku akan menyerahkan diriku sendiri
pada mereka, dan nasibku akan sama dengan seorang ibu yang baru saja kalian
kuburkan jasadnya. “ kata pemuda itu dengan penuh keberanian.
Beberapa menit kemudian
penduduk desa mulai berunding mengenai rencana itu. Pada akhirnya mereka
menyetujui rencana tersebut. Karena tak ada jalan lain selain dengan mencobanya
dan menyerahkan seluruh rencana ini kepada pemuda itu.
1 tahun berlalu.
Hari itu pun tiba. Saat
para makhluk-makhluk itu kembali mengambil anak kecil laki-laki di Desa Kelud.
“ kyuujaa, shitarro
jaimaan kyaaa ja, ja, ja, ja, ja, ja “
Semua makhluk itu
bersorak-sorak gembira.
Tak mau berlama-lama,
pemuda yang pemberani itu menghampiri salah satu makhluk itu dengan membawa
anak kecil laki-laki yang makhluk itu inginkan. Makhluk itu pun tertawa,
mengusap lembut kepala pemuda itu dengan tangannya yang memiliki kuku yang
panjang-panjang dan berwarna hitam. Mungkin mereka senang dengan anak muda itu
yang langsung mengerti apa mau mereka tanpa ada yang melawan lagi. Gadis kecil yang
di ubah menyerupai anak laki-laki itu menahan tangis ketakutan.
Beberapa menit sebelum
kedatangan makhluk-makhluk itu. Tanpa sepengetahuan orang lain, pemuda tersebut
memberikan sebuah botol kecil yang berisi air suci yang sudah ia jampi-jampi.
Dia sengaja menggunakan botol kecil agar tak mengundang rasa curiga makhluk
itu. Air suci tersebut ia yakini akan membantu keberhasilan rencananya.
Makhluk itu pun langsung membawa anak tersebut
terbang kearah hutan yang menjadi hutan terlarang itu. Jubah hitamnya pun
berkelebat di atas langit dan hilang dengan cepat.
Selang beberapa menit
setelah kepergian makhluk-makhluk itu.
“ apa kau yakin nak,
gadis itu akan selamat ? terus apa yang akan terjadi pada makhluk-makhluk itu,
sekembalinya gadis kecil. Sebenarnya apa tujuan di balik rencanamu itu ? orang
tua ini berharap kamu tidak membawa penduduk desa ini kedalam masalah yang
lebih besar lagi “ seru pak tua kepada
pemuda pemberani itu.
Pemuda itu hanya diam
tak bersuara, membiarkan pertanyaan pak tua itu melayang di langit-langit tanpa
sebuah jawaban. Dia tak bisa menjelaskan tujuan rencana itu. Dia pun masih
merasa bingung dan ketakutan kalau-kalau rencananya itu gagal total dan apa
yang di takutkan penduduk desa benar-benar terjadi.
Dari kejauhan terlihat
awan hitam telah berada di atas langit hutan terlarang. Awan itu seperti
mengeluarkan amarahnya yang sangat besar. Awan hitam itu menyambarkan
petir-petir yang sangat ganas memprorak porandakan hutan membuat keseluruhan
pohon-pohon yang ada di hutan mengeluarkan api yang menyala-nyala, melahap apa
saja yang ada di dekatnya.
Itulah keajaiban dari
sebuah air suci yang seorang pemuda itu jampi-jampikan. Dan sebuah tujuan dari
rencana besarnya.
Gadis kecil yang di
bawa oleh makhluk-makhluk aneh tersebut pulang dengan selamat bersama anak-anak
lainnya yang 20 tahun telah di bawa oleh makhluk aneh.
Ternyata dalang dari
semua ini adalah seorang nenek tua yang berani hidup di hutang terlarang. Dia
bertapa di sana dan bersekongkol dengan makhluk-makhluk itu untuk menculik anak
kecil laki-laki. Hal ini telah di sadari oleh pemuda yang pemberani itu.
Kini hutang terlarang
telah menjadi hamparan abu hitam. Nenek tua dengan makhluk-makhluk itu telah
menjadi abu, di taklukan oleh petir dan api yang menyala-nyala. TAMAT.
Author : Elih Marliah Al-Islamadina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar