Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Sabtu, 22 Juni 2013

STRANGE CREATURE_ DONGENGKU :D



“ Pada suatu hari hiduplah seorang nenek tua. Dia tinggal di sebuah hutan terlarang yang ada di Desa Kelud. Hutan itu sangat di takuti oleh penduduk desa, tak ada satu pun penduduk desa yang berani pergi kesana terkecuali nenek tua itu. konon hutan tersebut di huni oleh makhluk-makhluk aneh. Makhluk tersebut menggunakan jubah hitam, memiliki telinga yang panjang, hidung yang mancung, rambut yang gimbal, matanya merah dan memiliki kekuatan magic. Dahulu kala mereka suka menyerang penduduk desa, menyiksa mereka semua. Mereka mengambil anak kecil laki-laki setiap tahunnya. Hal itu berlangsung hingga 20 tahun lamanya. Penduduk desa pun tak bisa berbuat apa-apa, mereka pasrah jika nanti giliran anak laki-laki mereka yang akan di bawa makhluk aneh itu.

Setiap hari itu tiba. penduduk desa di sana selalu menyembunyikan anak laki-laki mereka. Dari yang masih bayi sampai yang umurnya 4-8 tahun.

 Makhluk itu datang tak hanya sendirian. Dia di temani teman-temannya yang memiliki ciri dan bentuk fisik yang sama. Mereka juga membawa hewan-hewan aneh, seperti kucing hitam bermata merah dan berbulu seperti harimau, ada anjing yang memiliki postur tubuh yang besar sebesar beruang, dan ada juga kambing hitam yang berjalan dengan kedua kakinya yang seperti manusia miliki dan postur tubuhnya pun setengah kambing setengah lagi manusia. Kambing itu memiliki 6 mata di kepalanya.
  
“ Kyyaaaaaa “ teriakan peduduk desa yang ketakutan hendak berlarian mencari tempat persembunyian.

“ Boijaa kya hujjo ijjame korusi, balajj mma daimjo kkapa “ salah satu dari mereka berbicara dengan temannya menggunakan bahasa yang penduduk desa tidak mengerti.

Kemudian temannya itu mengeluarkan sesuatu dari saku kirinya. Itu adalah sebuah cairan berwarna ungu yang ada di dalam botol. Entah itu cairan apa.

Saat itu hampir semua penduduk desa sudah bersembunyi di tempat persembunyian mereka. Makhluk itu menyebar ke seluruh penjuru desa dengan membawa cairan yang ada di dalam botol itu. Penduduk desa yang mengintip dari kejauhan merasa ketakutan, seluruh tubuhnya bergetar tak bisa ia gerakkan. Keringat dinginnya sudah mulai mengucur dengan deras. Salah satu makhluk itu sudah dekat dengan posisi Dia yang bersembunyi di bawah kolong sebuah jamban tempat pembuangan hajat.

Sisa beberapa langkah lagi makhluk itu tiba di tempat persembunyian salah satu dari penduduk desa itu. Terdengar suara keributan di tempat mereka tiba di Desa Kelud. Sontak semua makhluk yang sedang berjalan-jalan mencari tempat persembunyian itu berlarian ke arah suara teriakan tersebut. 

 Ternyata ada seorang ibu yang berani melawan makhluk-makhluk tersebut, Ibu itu marah dan memukul salah satu dari mereka menggunakan palu. Seketika makhluk tersebut meringis kesakitan, makhluk itu pun marah, menggerang kesakitan.

“ aaaarrrgggghhhh. Rrrrrrrrrrrr. Ono pionki kasipa caaaaa “  

Dia marah, mengeluarkan bahasa yang asing lagi. Dari mulutnya keluar air liur berwarna merah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Anak ibu tersebut sudah ada di tangan makhluk-makhluk itu. Makhluk itu mencengram mangsanya dengan sangat kuat.

“ ppasika pionki ajjap simaaro jja kinaa “ 

Seketika awan di desa itu berubah menjadi gelap. Semua penduduk desa pun berhambur berlarian, mencari tempat sembunyi. Seorang ibu yang tadi memukul makhluk tersebut di seret di bawah tanah. Lalu makhluk itu membantingnya ke sebuah wadah yang menyerupai mangkuk besar. Ibu tersebut menjerit, menahan rasa sakit ketika ia di banting begitu keras. Makhluk-makhluk itu bersorak kegirangan, seperti mendapatkan mangsa yang akan di siksa habis-habisan. 

“ Makhluk aneh, kembalikan anakku “ teriak ibu itu sambil menahan tangis dan menahan rasa takut kepada makhluk itu. Demi anaknya Dia rela tersiksa dan mencoba menekan semua ketakutannya.

“ ppashap jkyaaso muroon jja ine mukko. Ciiuuhh “ makhluk itu kesal dengan perlawanan ibu tersebut. Dia meludahi Ibu tersebut tepat kena mukanya yang pias. Ibu tersebut meringis, memasang wajah yang amat benci kepada makhluk-makhluk aneh itu. Terutama kepada makhluk yang telah meludahinya itu. 

Sebelumnya belum ada satu pun penduduk Desa Kelud yang berani melawan makhluk-makhluk itu. 

“ jaaaaaa. Biraasoi ijjap ssajaja iroo. Kukudda, ku, ku, jamshio hammppusstt caaaa “. Glegar, suara petir menyambar pohon pinus, lalu pohon itu terbakar. 

Penduduk desa semakin panik. Karena langit yang gelap tak bisa membuat mereka melihat dengan jelas, yang mereka lihat hanya kilatan petir yang menyambar pohon pinus itu. 

Kini langit mulai terang seperti semula. Makhluk-makhluk itu hilang sekika. Mereka hanya meninggalkan seorang wanita yang buruk rupa, hampir seluruh tubuhnya melepuh dan bernanah. Dan wanita itu ternyata seorang ibu yang tadi di masukan ke dalam mangkuk besar.  Ibu tersebut telah meninggal dunia. 

Penduduk desa sangat geram, sekaligus ketakutan dan mulai berputus asa. Saat mereka menguburkan jasad seorang ibu tersebut. Ada seorang anak muda yang tiba-tiba berteriak, dia berkata kalau Dia punya sebuah ide untuk melawan makhluk-makhluk tersebut. Penduduk desa pun berkumpul dan mendengarkan sebuah rencana yang di usulkan oleh pemuda tersebut. 

“ Bagaimana kalau kita tipu makhluk bedebah itu, kita dandani gadis kecil persis menyerupai anak laki-laki. Kita serahkan Dia pada mereka “ kata pemuda itu. 

Seluruh penduduk desa riuh saling berkata ini itu, seketika itu suasana penguburan pun ramai dengan suara-suara teriakan seluruh penduduk desa yang hadir dalam acara pemakaman. 

Ada yang setuju dengan rencana itu tapi juga ada yang menentangnya.
“ Itu tidak mungkin anak muda, makhluk itu sakti. Bisa saja mereka mengetahui dengan mudah anak kecil yang akan mereka bawa itu adalah seorang gadis kecil. “ jawab seorang pak tua yang tidak setuju dengan rencana pemuda itu. 

Seluruh penduduk desa kembali riuh dan mengangguk-anggukkan kepala mereka, menyetujui pendapat pak tua itu di banding dengan rencana pemuda itu.

“ mereka itu bodoh. Mereka tak akan tahu rencana kita. Aku yakin itu. jika rencanaku tidak berhasil, kalian boleh membunuh Aku atau Aku akan menyerahkan diriku sendiri pada mereka, dan nasibku akan sama dengan seorang ibu yang baru saja kalian kuburkan jasadnya. “ kata pemuda itu dengan penuh keberanian.

Beberapa menit kemudian penduduk desa mulai berunding mengenai rencana itu. Pada akhirnya mereka menyetujui rencana tersebut. Karena tak ada jalan lain selain dengan mencobanya dan menyerahkan seluruh rencana ini kepada pemuda itu. 

1 tahun berlalu.

Hari itu pun tiba. Saat para makhluk-makhluk itu kembali mengambil anak kecil laki-laki di Desa Kelud.

“ kyuujaa, shitarro jaimaan kyaaa ja, ja, ja, ja, ja, ja “ 

Semua makhluk itu bersorak-sorak gembira.

Tak mau berlama-lama, pemuda yang pemberani itu menghampiri salah satu makhluk itu dengan membawa anak kecil laki-laki yang makhluk itu inginkan. Makhluk itu pun tertawa, mengusap lembut kepala pemuda itu dengan tangannya yang memiliki kuku yang panjang-panjang dan berwarna hitam. Mungkin mereka senang dengan anak muda itu yang langsung mengerti apa mau mereka tanpa ada yang melawan lagi. Gadis kecil yang di ubah menyerupai anak laki-laki itu menahan tangis  ketakutan. 

Beberapa menit sebelum kedatangan makhluk-makhluk itu. Tanpa sepengetahuan orang lain, pemuda tersebut memberikan sebuah botol kecil yang berisi air suci yang sudah ia jampi-jampi. Dia sengaja menggunakan botol kecil agar tak mengundang rasa curiga makhluk itu. Air suci tersebut ia yakini akan membantu keberhasilan rencananya.

 Makhluk itu pun langsung membawa anak tersebut terbang kearah hutan yang menjadi hutan terlarang itu. Jubah hitamnya pun berkelebat di atas langit dan hilang dengan cepat.

Selang beberapa menit setelah kepergian makhluk-makhluk itu.

“ apa kau yakin nak, gadis itu akan selamat ? terus apa yang akan terjadi pada makhluk-makhluk itu, sekembalinya gadis kecil. Sebenarnya apa tujuan di balik rencanamu itu ? orang tua ini berharap kamu tidak membawa penduduk desa ini kedalam masalah yang lebih besar lagi “  seru pak tua kepada pemuda pemberani itu.

Pemuda itu hanya diam tak bersuara, membiarkan pertanyaan pak tua itu melayang di langit-langit tanpa sebuah jawaban. Dia tak bisa menjelaskan tujuan rencana itu. Dia pun masih merasa bingung dan ketakutan kalau-kalau rencananya itu gagal total dan apa yang di takutkan penduduk desa benar-benar terjadi. 

Dari kejauhan terlihat awan hitam telah berada di atas langit hutan terlarang. Awan itu seperti mengeluarkan amarahnya yang sangat besar. Awan hitam itu menyambarkan petir-petir yang sangat ganas memprorak porandakan hutan membuat keseluruhan pohon-pohon yang ada di hutan mengeluarkan api yang menyala-nyala, melahap apa saja yang ada di dekatnya. 

Itulah keajaiban dari sebuah air suci yang seorang pemuda itu jampi-jampikan. Dan sebuah tujuan dari rencana besarnya.

Gadis kecil yang di bawa oleh makhluk-makhluk aneh tersebut pulang dengan selamat bersama anak-anak lainnya yang 20 tahun telah di bawa oleh makhluk aneh.

Ternyata dalang dari semua ini adalah seorang nenek tua yang berani hidup di hutang terlarang. Dia bertapa di sana dan bersekongkol dengan makhluk-makhluk itu untuk menculik anak kecil laki-laki. Hal ini telah di sadari oleh pemuda yang pemberani itu.

Kini hutang terlarang telah menjadi hamparan abu hitam. Nenek tua dengan makhluk-makhluk itu telah menjadi abu, di taklukan oleh petir dan api yang menyala-nyala. TAMAT.


Author : Elih Marliah Al-Islamadina



Tidak ada komentar:

Posting Komentar