Kita bisa jatuh hati pada orang yang terus-menerus memberikan kebaikan.
Sekeras apapun batu itu, tetap berlubang oleh tetes air terus-menerus.
Padahal, apalah arti tetes air kecil dibanding batu. Kita bisa jatuh
hati pada orang yang terus menerus peduli pada kita. Sesulit apapun
meruntuhkan gunung perasaan, satu per satu dicungkil badannya, pasti
akan rubuh pula gunungnya. Kita jatuh hati karena itu, bukan?
Lantas, apakah kita tidak jatuh hati pada yang maha pemberi kebaikan,
duhai, setiap hari diberi oksigen untuk bernafas, air minum untuk
melepas dahaga, kesehatan, dan tak terhitung nikmat lainnya. Lantas,
apakah kita tidak jatuh hati pada yang maha terus-menerus peduli,
aduhai, setiap hari kita dijaga dari marabahaya, dilapangkan jalan,
dijauhkan dari penghalang, dan tak terhitung kepedulian lainnya, siang
dan malam.
Tidakkah kita jatuh hati pada Rabb kita?
*Bang Tere lagi Nak. :D
Hujan tidak hanya mampu menyamarkan airmataku ketika Aku menangis. Namun Hujan juga mampu membuat hatiku merasakan tenang dengan suara rintikan yang jatuh dari atas langit. Hujan selalu meredamkan amarah di hatiku bahkan mampu menghapus kebencian yang meradang di hatiku. Suasana Hujan yang selalu Aku rindukan, seperti katak yang selalu riang menyambut datangnya Hujan dengan menyanyikan nyanyian hujan. Tak peduli dengan gelegar petir yang menyambar, Aku tetap mengagumi Hujan.
Aku sudah lama jatuh hati pada-Nya..:)
BalasHapus