ok hari ini miss mau ngajarin tentang TANDA ELIPSIS..
apa sih tanda elipsis menurut kalian?
oh iya materi kali ini cuma pemikiran dari miss da beberapa penulis
lain yah,.. jangan dijadikan acuan pada penulis lain yg punya pemikiran
berbeda dengan ini yah..
hehehe Ok Miss minta kalian deskripsikan apa sih tanda elipsis itu?
jangan lupa IDnya yah..
Miss aini
*Jawabanku : Pas -_- Beneran ndak tahu daahhh. kita nyimak aja dulu. ok buat yang belum ngerti bisa dibaca kok,..
Tanda elipsos itu berasal dari kata bahasa Yunani élleipsis, yang berarti penghilangan.
Pembentukannya dengan cara merangkai tanda baca titik (.). Tanda titik
di Malaysia disebut noktah, di Inggris disebut full stop, period atau
dot. Rangkaian tanda itu berjumlah tiga titik ( ... ). Tanda baca
“elipsis” biasa disebut omission marks atau suspension, yang berarti penghilangan kata atau frase dari teks atau kalimat.
Di Polandia elipsis disebut wielokropek. Aslinya ditulis ”ellipsis”,
dan di Indonesia sesuai EYD penulisannya menjadi “elipsis” (dengan satu
huruf “l”).
Pemakaianya diatur sebagai berikut:
(1) Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Contoh: - ”Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak”;
(2) Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan. Contoh: - ”Sebab-sebab kemerosotan
... akan diteliti lebih lanjut”.
Say paham ya..
miss Aini
*Siiippp dah, langsung paham nih hehehe. Lanjuuuuttttt. Tujuan pemakaian tanda baca elipsis menurut salah satu penulis ternama adalah untuk:
(1) menandai adanya kata atau frasa yang tidak ditulis dalam statu
kalimat, dan selanjutnya pembaca diharapkan akan mengisi sendiri
kata-kata yang dihilangkan;
(2) melukiskan apa yang tidak dapat
lagi diucapkan oleh tokoh dalam cerita karena keharuan yang sangat
dalam, menyebabkan kata-kata tidak keluar untuk mengungkapkan sesuatu;
(3) menandai adanya tanda jeda panjang.
(4) menandai adanya loncatan kepada suatu ketiba-tibaan, kejadian atau
pikiran yang tidak disangka-sangka atau sebagai tanda belum selesainya
berbicara, terputus-putusnya orang bicara, dsb.
bisa ngerti satu2 gak? karena materi ini agak sulit untuk dijelaskan, jadi silahkan bertanya kalau gak ngerti..
atau katakan paham kalau ngerti
Miss aini
*Pahammm, Pahaammmm ? paham dong :)
Selanjutnya, dalam hal pemakaian tanda baca elipsis dalam seluruh kalimat novel Belenggu dapat dibedakan menjadi 4 macam.
Pertama, tanda elipsis di AWAL KALIMAT.
Tanda ini dipakai untuk menggambarkan keraguan atau kebimbangan, sehingga ada jeda.
Dengan tanda baca ini kata-kata tidak langsung terucap.
Contoh: (1) -”...Bukankah tuan dokter aneh?”
(2) -”...Apakah perlunya semua itu?”
(3) -”...Yah, engkau bukan, nyonya Eni engkau bukan, siapakh engkau?”
Ngerti lah kalau yang ini, gak terlalu susah kok.. say PAHAM yah
Miss aini
*Say PAHAM :)Kedua, tanda elipsis di tengah kalimat.
Tanda ini dipakai untuk melukiskan jeda panjang dan kadang-kadang juga sebagai lompatan ketiba-tibaan.
Dengan memakai tanda baca ini sifat bimbang dan ragu dari tokoh menjadi semakin jelas.
Contoh:
(1) - ”Tidak mengapa, tiada lagi...tetapi boleh saja menilpon dulu, bertanya ke rumah?”
(2) - ”Kalau Aminah nanti tahu tentang Yah...kalau dikatakannya kepada Tini?
katakan paham untuk yang paham.. ini agak membingungkan
Miss aini
*Paham :)Ketiga, tanda elipsis di akhir kalimat.
Tanda ini kebanyakan digunakan untuk melukiskan sesuatu yang tidak
terucap karena haru, marah atau ucapan yang terpotong oleh ucapan orang
lain.
Contoh: (1) - ”Tiada hendak... "
(2) - ”Lihat bulan, mulai terbit sekeping...”
(3) - “Engkau barangkali belum, aku sudah lama...”
mudah2 kalian bis ngerti, miss bingung ngasih contoh yang mudah dipahami
Miss Aini
*Next, saya paham hehehehe :)LAST
Keempat, tanda baca elipsis di pakai dalam satu kalimat secara bervariasi (campuran), yakni diletakkan
di awal dan di tengah kalimat,
atau di awal dan di akhir,
atau di awal, di tengah dan di akhir kalimat.
Tanda baca ini untuk menggambarkan keraguan, kebimbangan sehingga kata-kata menjadi terputus-putus.
Contoh: (1) - ”Ah, kadang-kadang benar-benar kekurangan waktu...dia
berhenti berkata, mengapa...mengapa aku membukakan perasaanku kepada
perempuan ini...ah, untuk memberi kadarnya saja, untuk menyenangkan
hatinya saja”.
(2) - ”Karena dialah,...kasih sayangnya membuat
aku takut, bimbang, hatiku jayu, menjadi kusut, di dalam hatiku
bertambah hampa...tidak ada yang dapat kuberikan padanya, lain dari
pasir belaka, padang pasir, padang pasir, tiada kasih saya tempat
bernaung”.
Say PAHAM
Miss Aini
*kali ini ada pertanyaan yang bagus, bukan dari aku. tapi dari teman yang lain, dan ini penting juga. mari kita simak. miss, saya baru inget mau tanya apa
apa bedanya (...) sama (...,)?
teru yang bener itu (,...) atau (...,)?
Gia XY_Langit(2) University of Indonesian Writer (...)
itu jeda bicara dan setelahnya langsung bicarra masih dalam satu dialog
atau kadang terpotong karena gak jadi di bicarakan (kalau di akhir
kalimat)
(...,) tepotong tapi masih ada kelanjutannya di beda dialog (dialog selanjutnya di lanjutin pembicaraan itu)
(,...)
dikalimat pertama biasanya masih ada lanjutannya tapi dia keburu ingin
bicara yang lain di kalimat ke dua yang di awali dg keragu2an
Miss aini
*Baik, kalau ada yang nanya gini jadi lebih paham kan ? sayangnya tidak terlalu berfikir panjang. hehehe :( materinya lanjut ya ? ya lanjut dong masa setengah-setengah :) udah
segitu dulu dari miss, besok kita sambung lagi sama materi yang leih
gampang yah.. dua kali kelas miss belajar yang agak susah dimengerti
hehehe maaf yah tapi emang kalian perlu tahu materi itu untuk
memperdalam ilmu kalian dibidang kepenulisan...
salam sayang buat semua..
Selamat Malam semua
miss Aini
*Nah lohh materinya udah beres hehehe. .
*semoga bermanfaat.
Hujan tidak hanya mampu menyamarkan airmataku ketika Aku menangis. Namun Hujan juga mampu membuat hatiku merasakan tenang dengan suara rintikan yang jatuh dari atas langit. Hujan selalu meredamkan amarah di hatiku bahkan mampu menghapus kebencian yang meradang di hatiku. Suasana Hujan yang selalu Aku rindukan, seperti katak yang selalu riang menyambut datangnya Hujan dengan menyanyikan nyanyian hujan. Tak peduli dengan gelegar petir yang menyambar, Aku tetap mengagumi Hujan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar