Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Selasa, 10 September 2013

@@@ AINI'S CLASS @@@ ( MENGENAL TANDA ELIPSIS ) 4 September 2013

ok hari ini miss mau ngajarin tentang TANDA ELIPSIS..
apa sih tanda elipsis menurut kalian?

oh iya materi kali ini cuma pemikiran dari miss da beberapa penulis lain yah,.. jangan dijadikan acuan pada penulis lain yg punya pemikiran berbeda dengan ini yah..

hehehe Ok Miss minta kalian deskripsikan apa sih tanda elipsis itu?
jangan lupa IDnya yah..

Miss aini

*Jawabanku : Pas -_- Beneran ndak tahu daahhh. kita nyimak aja dulu.
ok buat yang belum ngerti bisa dibaca kok,..

Tanda elipsos itu berasal dari kata bahasa Yunani élleipsis, yang berarti penghilangan.
Pembentukannya dengan cara merangkai tanda baca titik (.). Tanda titik di Malaysia disebut noktah, di Inggris disebut full stop, period atau dot. Rangkaian tanda itu berjumlah tiga titik ( ... ). Tanda baca “elipsis” biasa disebut omission marks atau suspension, yang berarti penghilangan kata atau frase dari teks atau kalimat.
Di Polandia elipsis disebut wielokropek. Aslinya ditulis ”ellipsis”, dan di Indonesia sesuai EYD penulisannya menjadi “elipsis” (dengan satu huruf “l”).

Pemakaianya diatur sebagai berikut:
(1) Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Contoh: - ”Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak”;
(2) Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contoh: - ”Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut”.

Say paham ya..

miss Aini

*Siiippp dah, langsung paham nih hehehe. Lanjuuuuttttt.
Tujuan pemakaian tanda baca elipsis menurut salah satu penulis ternama adalah untuk:
(1) menandai adanya kata atau frasa yang tidak ditulis dalam statu kalimat, dan selanjutnya pembaca diharapkan akan mengisi sendiri kata-kata yang dihilangkan;
(2) melukiskan apa yang tidak dapat lagi diucapkan oleh tokoh dalam cerita karena keharuan yang sangat dalam, menyebabkan kata-kata tidak keluar untuk mengungkapkan sesuatu;
(3) menandai adanya tanda jeda panjang.
(4) menandai adanya loncatan kepada suatu ketiba-tibaan, kejadian atau pikiran yang tidak disangka-sangka atau sebagai tanda belum selesainya berbicara, terputus-putusnya orang bicara, dsb.

bisa ngerti satu2 gak? karena materi ini agak sulit untuk dijelaskan, jadi silahkan bertanya kalau gak ngerti..
atau katakan paham kalau ngerti

Miss aini



*Pahammm, Pahaammmm ? paham dong :)

Selanjutnya, dalam hal pemakaian tanda baca elipsis dalam seluruh kalimat novel Belenggu dapat dibedakan menjadi 4 macam.
Pertama, tanda elipsis di AWAL KALIMAT.
Tanda ini dipakai untuk menggambarkan keraguan atau kebimbangan, sehingga ada jeda.
Dengan tanda baca ini kata-kata tidak langsung terucap.

Contoh: (1) -”...Bukankah tuan dokter aneh?”
(2) -”...Apakah perlunya semua itu?”
(3) -”...Yah, engkau bukan, nyonya Eni engkau bukan, siapakh engkau?”

Ngerti lah kalau yang ini, gak terlalu susah kok.. say PAHAM yah

Miss aini


*Say PAHAM :)
Kedua, tanda elipsis di tengah kalimat.
Tanda ini dipakai untuk melukiskan jeda panjang dan kadang-kadang juga sebagai lompatan ketiba-tibaan.
Dengan memakai tanda baca ini sifat bimbang dan ragu dari tokoh menjadi semakin jelas.
Contoh:
(1) - ”Tidak mengapa, tiada lagi...tetapi boleh saja menilpon dulu, bertanya ke rumah?”
(2) - ”Kalau Aminah nanti tahu tentang Yah...kalau dikatakannya kepada Tini?

katakan paham untuk yang paham.. ini agak membingungkan

Miss aini


*Paham :)
Ketiga, tanda elipsis di akhir kalimat.
Tanda ini kebanyakan digunakan untuk melukiskan sesuatu yang tidak terucap karena haru, marah atau ucapan yang terpotong oleh ucapan orang lain.
Contoh: (1) - ”Tiada hendak... "
(2) - ”Lihat bulan, mulai terbit sekeping...”
(3) - “Engkau barangkali belum, aku sudah lama...”

mudah2 kalian bis ngerti, miss bingung ngasih contoh yang mudah dipahami

Miss Aini


*Next, saya paham hehehehe :)
LAST
Keempat, tanda baca elipsis di pakai dalam satu kalimat secara bervariasi (campuran), yakni diletakkan
di awal dan di tengah kalimat,
atau di awal dan di akhir,
atau di awal, di tengah dan di akhir kalimat.

Tanda baca ini untuk menggambarkan keraguan, kebimbangan sehingga kata-kata menjadi terputus-putus.
Contoh: (1) - ”Ah, kadang-kadang benar-benar kekurangan waktu...dia berhenti berkata, mengapa...mengapa aku membukakan perasaanku kepada perempuan ini...ah, untuk memberi kadarnya saja, untuk menyenangkan hatinya saja”.
(2) - ”Karena dialah,...kasih sayangnya membuat aku takut, bimbang, hatiku jayu, menjadi kusut, di dalam hatiku bertambah hampa...tidak ada yang dapat kuberikan padanya, lain dari pasir belaka, padang pasir, padang pasir, tiada kasih saya tempat bernaung”.

Say PAHAM

Miss Aini



*kali ini ada pertanyaan yang bagus, bukan dari aku. tapi dari teman yang lain, dan ini penting juga. mari kita simak.
miss, saya baru inget mau tanya apa
apa bedanya (...) sama (...,)?
teru yang bener itu (,...) atau (...,)?

Gia XY_Langit(2)
University of Indonesian Writer (...) itu jeda bicara dan setelahnya langsung bicarra masih dalam satu dialog atau kadang terpotong karena gak jadi di bicarakan (kalau di akhir kalimat)
(...,) tepotong tapi masih ada kelanjutannya di beda dialog (dialog selanjutnya di lanjutin pembicaraan itu)
(,...) dikalimat pertama biasanya masih ada lanjutannya tapi dia keburu ingin bicara yang lain di kalimat ke dua yang di awali dg keragu2an

Miss aini

*Baik, kalau ada yang nanya gini jadi lebih paham kan ? sayangnya tidak terlalu berfikir panjang. hehehe :( materinya lanjut ya ? ya lanjut dong masa setengah-setengah :)
udah segitu dulu dari miss, besok kita sambung lagi sama materi yang leih gampang yah.. dua kali kelas miss belajar yang agak susah dimengerti hehehe maaf yah tapi emang kalian perlu tahu materi itu untuk memperdalam ilmu kalian dibidang kepenulisan...

salam sayang buat semua..

Selamat Malam semua

miss Aini


*Nah lohh materinya udah beres hehehe. .
*semoga bermanfaat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar