Hujan

Hujan
Sang Pengagum Hujan

Selasa, 03 September 2013

JADI SETAN KO BUDEG SIH !!_CERMIN



Ditengah keheningan malam sekumpulan remaja tengah berkumpul disebuah bastcamp yang mereka namakan dengan “ Camp Uka-Uka”, karena camp ini selalu ramai ketika malam hari, uka-uka itu sendiri diambil dari kata yang sudah akrab ditelinga banyak orang yang bisa diartikan camp hantu. Jono, Ucup dan Riza, mereka adalah remaja kampung yang setiap malamnya tidak pernah absen nongkrong di camp uka-uka. Sebenarnya kegiatan mereka di camp Cuma gitu-gitu saja, memandangi langit malam, cerita tentang banyak hal seperti bergosip ria ala ibu-ibu, terkadang memainkan gapleh, tertawa terbahak-bahak sampai pernah suatu ketika mereka di lempar sandal jepit karena tertawaan mereka yang mengganggu bayi sedang terlelap. Alhasil mereka semua langsung bubar, meninggalkan tongkrongan.

            Di suatu malam ketika Jono, Ucup dan Riza tengah bermalam di camp.

            “Duhai langit malam, sampaikanlah rinduku pada Jamilahku tercinta.” Kata Jono, so puitis. 

            “Alaaahh lebay banget sih lu Jon. Sejak kapan langit malam jadi tukang pengantar rindumu yang sudah lumutan itu hahaha. Lagian kalau langit bisa bicara pun kayanya bakalan ogah-ogah nyampein rindu lu, gak ada duitnya hahahaha.” Jawab Riza meledek.

            “Yah lu Za kaya yang gak kenal Jono saja, dia mah tiang listrik pun sering diajak bicara. Dipeluknya, dicumbunya hahahaha.” Timpal Ucup.

            “Puisi itu seni bro, suatu ungkapan perasaan yang dibuat menjadi uraian kata-kata yang indah, mewakili isi hati yang tidak bisa bicara.” Jelas Jono.

            Semilir angin malam mengoyangkan semak-semak belukar. Menggugurkan dedaunan kering hingga menyentuh tanah yang sedikit basah karena diguyur hujan sejak tadi sore. Ucup membenarkan jaket yang dia kenakan.

            “Malam ini dingin amat ya ?.” Tanya Ucup, tubuhnya mengigil.

            “Lah lu gak liat Cup kalau diluar sedang hujan gerimis ? bikin kopi gih.” Perintah Riza.

            “Sekalian ya Cup gue titip teh manis yang manis banget.” Pinta Jono.

            Dengan langkah gontai Ucup pulang ke rumahnya yang paling dekat dengan camp. Dia tidak bisa nolak perintah dari kawan-kawannya itu. 

            Ditengah perjalanan ada suara seseorang yang sedang minta tolong. Suara tersebut membuat Ucup penasaran. Terdengar seperti seorang gadis. Ucup sudah berangan seandainya dia bisa membantu seorang gadis yang boleh jadi cantik, lalu gadis itu memberikan hadiah ciuman sebagai ucapan terimakasih padanya. Ucup sangat bersemangat mencari dimana sumber suara itu, dan beberapa menit kemudian Ucup melihat seorang gadis dengan pakaian seksi berwarna biru muda. Ucup langsung datang menghampirinya, dia sudah lupa dengan pesanan kopi dan teh manis teman-temannya. 

            “Ada apa neng ? tadi abang dengar neng minta tolong ya ?.” Tanya Ucup, berlagak kaya pahlawan bertopeng, memasang muka manis padahal kalau dilihat bisa bikin mual.

            Hening. Tak ada jawaban apapun dari gadis seksi itu dia terus diam dan menundukan kepalanya. Melihat gadis itu terdiam, Ucup mencoba menyentuh pundak gadis itu dengan lembut. Ucup merasa senang bukan kepalang, baru kali ini ada gadis yang mau dia sentuh, tak melawan bahkan tak menemplokan cap tangan dipipinya.

            Ketika Ucup menikmati sensasi rasa senangnya. Ucup bertanya lagi.

            “Neng kenapa ?” Tanya Ucup lebih mesra.

            “Apa bang ? abang ngomong apa ?.” dengan suara tertahan gadis itu menjawab dan memalingkan wajahnya kearah Ucup.

            “Busett dah, apeess gue. Pantesan lo mau gue pegang-pegang. Dasar seetttttaaannn. Jadi setan ko budeg sih” Ucup lari terbirit-birit lari kearah camp, kaget melihat gadis yang dia bayangkan itu adalah sesosok setan, setan budeg.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar